Barongsai Selalu Ada saat Imlek, Ternyata Ini Sejarah dan Maknanya
Seni budaya | 10 Februari 2024, 07:00 WIBDalam keputusasaan, masyarakat berpaling kepada singa untuk meminta pertolongan. Singa dengan cepat menemui musuh yang menakutkan tersebut dan berhasil melukainya.
Meskipun Nien berhasil melarikan diri setelah terluka, ia meninggalkan ancaman bahwa ia akan kembali untuk membalas dendam.
Baca Juga: Dipercaya Membawa Sial, Berikut Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Selama Perayaan Tahun Baru Imlek
Setahun berikutnya, Nien benar-benar kembali. Namun, pada saat itu, singa terlalu sibuk menjalankan tugasnya baru sebagai penjaga gerbang kaisar dan tidak bisa memberikan bantuan.
Dalam situasi genting ini, penduduk desa dengan cepat mengambil beberapa bambu dan kain, lalu mereka membuat gambaran singa untuk menakut-nakuti Nien.
Dua pria dengan sigap merangkak masuk ke dalam replika singa, berlari, dan melompat-lompat. Dengan pertunjukan yang mengesankan ini, Nien yang dihadapkan dengan makhluk yang luar biasa, kembali melarikan diri.
Oleh karena itu, tradisi Tarian Singa atau Barongsai ditampilkan pada perayaan Imlek. Tujuannya, mengirimkan pesan ancaman dan mengusir potensi kejahatan selama setahun mendatang.
Makna Barongsai
Tarian Singa atau Barongsai tidak hanya dianggap sebagai pertunjukan kekuatan dan seni yang membutuhkan keterampilan, melainkan juga sebagai latihan disiplin untuk pikiran dan tubuh.
Dari segi fisik, Barongsai melibatkan latihan tubuh lengkap yang dapat meningkatkan kesehatan dan memerlukan keterampilan serta ketangkasan yang tinggi.
Baca Juga: Sambut Tahun Naga Kayu, Daop 8 Surabaya Hias 3 Stasiun dengan Ornamen Imlek
Gerakan dalam tarian ini tidak hanya merupakan ekspresi kekuatan fisik, tetapi juga merupakan pengembangan kekuatan batin dan disiplin diri untuk menghadapi tantangan hidup dengan keanggunan.
Transmisi Tarian Singa melibatkan penyampaian tradisi, garis keturunan, keterampilan, dan hubungan yang erat.
Proses ini memerlukan rasa hormat yang tinggi, kesetiaan, dan penghormatan terhadap sifu (guru), pemimpin kelompok, sesama siswa, dan bahkan terhadap kepala singa itu sendiri.
Pertunjukan Barongsai
Barongsai melibatkan dua penari yang memerankan singa, di mana satu orang memainkan peran sebagai kepala singa, sementara yang lain menjadi bagian tubuh dan ekor yang terletak di bawah kain yang melekat pada kepala singa.
Selama pertunjukan, seseorang berperan sebagai Buddha yang menggoda dan memimpin singa dengan menggunakan kipas.
Kehadiran sosok Buddha ini memiliki makna penting, karena melambangkan seorang bhikkhu di kuil yang mengawasi dan memimpin singa, yang menciptakan nuansa spiritual dalam pertunjukan.
Singa dalam pertunjukan barongsai juga ditemani oleh sekelompok musisi yang memainkan instrumen-instrumen seperti drum besar, simbal, dan gong.
Musik yang dihasilkan mengikuti gerakan singa dan mempertegas kekuatan serta keberanian yang disimbolkan oleh tarian tersebut.
Drum memberikan ritme yang mengikuti langkah-langkah singa, sementara simbal dan gong mengikuti pemain drum, menciptakan harmoni yang menyertai setiap gerakan dan ekspresi dalam pertunjukan.
Penulis : Almarani Anantar Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Chinahighlights.com