TNI AD Bantah Intimidasi Nindy Ayunda: Kami ke Kediamannya untuk Selidiki Senpi Dito Mahendra
Selebriti | 7 April 2023, 16:53 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - TNI AD membantah telah melakukan intimidasi maupun teror kepada penyanyi Nindy Ayunda.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Hamim Tohari mengatakan anggota TNI mendatangi rumah Nindy untuk menyelidiki dugaan kepemilikan senjata api (senpi) ilegal oleh Dito Mahendra.
“Tidak ada teror, intimidasi, atau ancaman dari TNI kepada Nindy Ayunda,” kata Hamim, Jumat (7/4/2023), dikutip dari Antara.
"Jadi, keberadaan anggota TNI AD di kediaman Nindy Ayunda adalah bagian dari tugas untuk menyelidiki informasi terkait dugaan kepemilikan senjata api ilegal oleh Dito Mahendra."
Menurut penjelasannya, anggota TNI AD mendatangi alamat-alamat yang diduga didiami oleh Dito Mahendra.
Kedatangan anggotanya, kata Hamim, untuk menyelidiki informasi terkait dokumen senpi ilegal yang diklaim oleh Dito sebagai senjata dari Diponegoro Shooting Club.
Selain mengusut dugaan kepemilikan senjata ilegal oleh Dito Mahendra, kedatangan anggota TNI AD juga untuk menyelidiki pelat nomor dinas militer yang terpasang di salah satu kendaraan yang berada di rumah Nindy.
Pasalnya, kata Hamim, saat melakukan penyelidikan, ditemukan pelat dinas Kodam Jaya pada salah satu kendaraan di lokasi sehingga pihaknya menyelidiki lebih lanjut.
Pada Kamis (6/4/2023), Nindy Ayunda mendatangi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) karena merasa diteror dan diintimidasi oleh sejumlah anggota TNI.
Terkait hal itu, Hamim tak mempermasalahkan kedatangan Nindy ke LPSK. Pasalnya, kata dia, itu merupakan hak warga negara.
"Dan mungkin kita perlu memaklumi bahwa seseorang yang sedang berhadapan dengan masalah cenderung mencari peluang untuk menghindar, mengurangi, atau mengalihkan perhatian publik dengan memunculkan atau membesar-besarkan masalah lain,” tegasnya.
Seperti diketahui, kasus kepemilikan senpi terungkap setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah Dito Mahendra karena berkaitan dengan Nurhadi, tersangka kasus dugaan suap dan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Dalam penggeledahan pada Senin, 13 Maret 2023 itu, tim penyidik KPK menemukan 15 pucuk senjata api berbagai jenis. KPK lalu menyerahkan senpi-senpi itu kepada Polri untuk diselidiki asal-usulnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan di Yanmas Baintelkam Polri, sembilan dari 15 pucuk senjata api tersebut diduga ilegal karena tidak memiliki dokumen atau izin kepemilikan.
Baca Juga: Nindy Ayunda Mengaku Diteror Puluhan Anggota TNI yang Cari Dito Mahendra
Nindi Ayunda Datangi Kantor LPSK
Nindy Ayunda ditemani empat kuasa hukumnya mendatangi kantor LPSK di Jakarta Timur pada Kamis (6/4/2023).
Nindy mengatakan kedatangannya ke LPSK untuk meminta perlindungan. Pasalnya, dia mengaku mengalami teror dari preman dan anggota TNI pada Minggu (2/4/2023) lalu.
“Hari ini saya melaporkan kasus teror yang saya alami pada hari Minggu malam, mengalami teror saya perjalanan sampai hari ini,” ujarnya, Kamis, seperti dikutip dari Kompas.com.
Kejadian itu dikatakan Nindy, bermula saat ia dan temannya ke Palembang untuk menemui seseorang. Rupanya setibanya di Palembang, Nindy dihadang sejumlah preman.
“Setibanya di sana saya langsung ke rumahnya. Ternyata saya dihadang sepuluh preman, sepuluh preman ini mengintimidasi saya,” ungkap Nindy.
Tak hanya di Palembang, setibanya di Jakarta, ia juga mengaku mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan.
Dia menjelaskan, hal itu dialaminya saat ke rumah adiknya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Di sana, kata dia, tiba-tiba datang orang yang tidak dikenal yang mencari Dito Mahendra.
Tak berselang lama, Nindy mengatakan beberapa orang yang merupakan anggota TNI juga datang.
"Jika tidak salah, mereka yang menekan saya saat itu adalah orang-orang berbadan tegap. Dan dipimpin oleh oknum anggota TNI AD. Inisialnya HS. Pangkatnya Letkol. Satuannya Infanteri. HS bawa 20 orang,” papar Nindy.
Baca Juga: Datangi LPSK, Nindy Ayunda Tegaskan Tak Berkaitan dengan Kasus Dito Mahendra
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Antara