Love Language Dapat Diungkapkan pada Diri Sendiri, Berikut 5 Jenis Bahasa Cinta
Lifestyle | 14 Februari 2023, 06:38 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menyambut hari kasih sayang atau valentine day pada 14 Februari, Psikolog Klinis Irma Gustiana menyebut love language atau bahasa dapat diungkapkan pada diri sendiri.
Menurutnya lima love languange sangat penting diterapkan kepada diri sendiri.
“Ini adalah bagian terpenting dari bahasa cinta, penting mengenal diri, dan lima love language itu sangat bisa bahkan harus kita terapkan ke diri sendiri,” ujar Irma di Jakarta, Senin (13/2/2023) dikutip dari Antara.
Psikolog mitra profesional di Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia itu, menyebut banyak orang yang terkadang lupa untuk mencintai dirinya sendiri sebelum memberi cinta kepada orang lain.
Setidaknya ada lima jenis love language yang dimiliki tiap orang, yaitu physical touch (sentuhan fisik), words of affirmation (kata-kata penegasan), quality time (waktu berkualitas), receiving/giving gift (menerima/memberi hadiah), serta act of service (pelayanan).
Baca Juga: Indra Bekti Akan Kembali ke Panggung Hiburan Saat Valentine, Jadi MC di Konser Boyband Blue
Irma memberi contoh, seseorang dengan bahasa cinta physical touch bisa mempraktekkan butterfly hug, atau pelukan gaya kupu-kupu di mana seseorang menyilangkan kedua tangan di dada atau pundak untuk memeluk diri sendiri.
Butterfly hug terbukti memiliki dampak positif pada kesehatan mental seseorang.
“Selain itu sekedar memakai body lotion atau pergi ke spa juga bisa menjadi bentuk love language pada diri sendiri bagi yang memiliki bahasa cinta physical touch,” ucapnya.
Sedangkan bagi seseorang dengan love language words of affirmation, validasi diri setiap hari perlu dilakukan untuk penguatan diri.
“Bagi yang bahasa cintanya receive/give gift sangat boleh kita self reward dengan membeli suatu barang kecil yang kita suka, sebagai ucapan selamat atas pencapaian diri sekecil apapun itu,” ucap Irma.
Sementara seseorang yang berbahasa cinta act of service, dapat mentraktir diri sendiri dengan mengkonsumsi “comfort food” atau kesukaan.
“Untuk quality time, beri waktu berkualitas kepada diri sendiri tanpa gangguan selama 15-30 menit, dalam psikologi itu sudah bisa menjadi terapi mandiri kalau kita dalam keadaan stres,” ucapnya.
Baca Juga: Siswa SD-SMP di Depok Dilarang Rayakan Hari Valentine, Dinas Pendidikan: Tidak Sesuai Norma!
Penulis : Kiki Luqman Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV