Mengenal Suku Bajo, Pengembara Laut yang Jadi Inspirasi Klan Metkayina di Film Avatar 2
Film | 22 Desember 2022, 04:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sutradara film Avatar: The Way of Water alias Avatar 2, James Cameron, baru-baru ini mengungkapkan, Suku Metkayina dalam film tersebut rupanya terinspirasi dari Suku Bajo di Indonesia.
Dalam wawancaranya dengan National Geographic, James Cameron menceritakan proses dalam menciptakan karakter Suku Metkayina yang hidup di pesisir laut Pandora.
“Untuk mengambil budaya pribumi di planet kita dan memasukkannya ke dalam Pandora, kami melakukan banyak penelitian tentang budaya pribumi yang erat kaitannya dengan lautan,” kata Cameron, Kamis (15/12/2022).
Baca Juga: Avatar 2 Raup Rp6,8 Triliun di Pekan Pertama di Pasar Global, Cameron: Harus Jadi Film Terlaris
Salah satu yang menjadi sorotan James Cameron dan tim adalah budaya Polinesia yang disebut sebagai budaya perdagangan kano. Selanjutnya, Cameron menyebut bahwa Suku Bajo di Indonesia juga menjadi salah satu inspirasi Metkayina dalam Avatar 2.
“Ada (orang Sama-Bajau), orang di Indonesia yang tinggal di rumah panggung dan hidup di atas rakit. Kami melihat banyak hal seperti itu."
Suku Bajo
Melansir indonesia.go.id, suku yang juga dijuluki Pengembara Laut ini dulunya merupakan masyarakat yang terbiasa hidup di atas perahu dan nomaden. Mereka mengandalkan posisi bintang untuk menjelajah lautan. Namun, kini orang Bajo lebih banyak membangun rumah di atas laut dangkal.
Masyarakat Suku Bajo rupanya tidak hanya ada di Indonesia. Mereka tersebar di lautan Malaysia, Filipina, dan Thailand. Suku Bajo yang ada di Indonesia tersebar di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan wilayah Indonesia bagian timur lainnya.
Suku Bajo merupakan suku yang terkenal dengan kehebatannya menjelajah lautan. Masyarakat Suku Bajo disebut bisa menyelam hingga kedalaman 70 meter di bawah permukaan laut hanya dengan satu tarikan napas.
Saat menyelam, mereka tidak membutuhkan baju khusus atau alat bantu pernapasan. Berbekal kacamata renang yang terbuat dari kayu, mereka bisa menyelam hingga kedalaman tertentu.
Baca Juga: Disebut-sebut Jadi Film dengan Biaya Paling Mahal, Sekuel 'Avatar' Habiskan USD 350 Juta!
Penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari University of Copenhagen dan University of California di Berkeley menemukan bahwa limpa orang Suku Bajo 50 persen lebih besar dibanding orang biasa. Hal itu membuat produksi oksigen dalam darah orang Bajo lebih banyak karena ukuran limpanya yang besar.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : National Geographic/indonesia.go.id