Cara Mengatasi Trauma Masa Lalu
Lifestyle | 16 Juni 2022, 00:23 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kejadian yang tidak menyenangkan pasti pernah dialami oleh siapa saja. Tak jarang, orang sulit melupakan peristiwa yang tidak mengenakkan tersebut, bahkan berujung pada trauma.
Menurut psikolog klinis Phebe Illenia Suryadinata, M. Psi., CHA, trauma merupakan respons emosional atau psikologis yang muncul dalam diri seseorang karena kejadian buruk, misalnya bencana alam, kekerasan, atau kecelakaan.
"Biasanya, perasaan ini akan membuat seseorang merasa tidak aman," kata Phebe, dilansir dari Kompas.com Rabu, (15/6/2022).
Ia menambahkan, stress yang timbul dari trauma merupakan reaksi normal.
Seseorang bahkan bisa merasakan perasaan traumatis hanya dengan menyaksikan atau mengetahui seseorang pernah mengalaminya.
Phebe juga menjelaskan, cara berdamai dengan trauma adalah dengan menghadapinya daripada terus menerus memikirkan apa yang telah terjadi.
Namun, ia menyarankan agar seseorang meminta bantuan dari profesional apabila kondisinya semakin parah.
Baca Juga: Awas! Belum Bisa Memaafkan Dapat Pengaruhi Kesehatan Mental
“Jika efek trauma terus muncul berkepanjangan, menimbulkan ketakutan berlebih, sulit melakukan aktivitas sehari-hari, dan terus merasa cemas, sudah waktunya untuk mendatangi profesional seperti psikolog,” ungkapnya.
Phebe membagikan beberapa tips agar dapat berdamai dengan trauma masa lalu.
- Hadapi kenyataan dan akui bahwa hal itu telah terjadi.
- Perhatikan kebutuhan pokok, seperti makan dan istirahat yang cukup.
- Tetap menjalin hubungan dan belajar terbuka dengan orang yang dipercaya. Bisa juga bergabung dalam kelompok penyintas trauma.
- Berbagi dengan orang lain atau menjadi sukarelawan.
- Belajar menenangkan diri sendiri, salah satunya dengan relaksasi.
- Jangan takut pergi ke profesional.
Di sisi lain, American Psychological Association (APA), juga menyarankan agar seseorang yang mengalami trauma untuk menemukan teman atau anggota keluarga yang bisa mendukung dan keluar dari belenggu masa lalu.
Jika sudah siap untuk mendiskusikan peristiwa traumatis, Anda bisa bicara dengan teman atau anggota keluarga tersebut tentang pengalaman dan perasaan.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, Kompas.com