Apa Itu Buta Warna Parsial? Bikin Calon Bintara Ini Mendadak Dinyatakan Gagal
Lifestyle | 31 Mei 2022, 09:08 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan buta warna parsial yang membuat Fahri Fadilah Nur Rizky, peserta calon Bintara Polri, mendadak dinyatakan gagal saat akan menjalani pendidikan.
Padahal, dalam curahan hatinya, pemuda 21 tahun ini menyebutkan gagal berangkat menempuh pendidikan meski sebelumnya lolos tes calon Bintara Polri 2021 Polda Metro Jaya. Curahan hati Fahri pun menjadi viral di media sosial.
Padahal, menurut video yang diunggah Fahri, ia mengaku telah lolos tes seleksi calon Bintara dan menduduki peringkat 35 dari total 1.200 peserta.
"Ketika saya berangkat pendidikan, nama saya digantikan oleh orang yang gagal (seleksi). Saya mohon kebijaksanaannya Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Kapolri," ucap Fahri, dikutip Selasa (31/5/2022).
Zulpan pun menanggapi pernyataan Fahri dan mengungkap bahwa Fahri memang sudah tiga kali mendaftar sebagai calon siswa bintara Polri sejak 2019-2021.
Dua tahun pertama, Fahri dinyatakan tidak lolos, hingga pada 2021, lanjut Zulpan, ia dinyatakan lulus tahap 1 bintara Polri tahun anggaran 2022.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Bantah Gagalkan Secara Sepihak Calon Bintara Polri
Kendati demikian, Zulpan mengungkap bahwa dari hasil pemeriksaan kesehatan oleh tim medis Biddokkes Polda Metro Jaya, pemuda tersebut dinyatakan gagal seleksi lantaran buta warna parsial.
"Hasilnya buta warna parsial ini yang membuat yang bersangkutan tidak bisa mengikuti pendidikan, karena ini syarat mutlak," ungkap Zulpan.
Pemeriksaan kesehatan tersebut, kata Zulpan juga disaksikan oleh Kabid Propam serta Sekretariat SDM Polda Metro Jaya.
"Untuk anggota Polri adalah harus tidak buta warna ini syarat utama dari sisi kesehatan yang harus dipahamkan," sambungnya.
Lantas apa itu buta warna parsial yang membuat Fahri gagal lolos bintara Polri?
Buta Warna Parsial
Melansir laman Ciputra Hospital, buta warna parsial adalah masalah penglihatan ketika seseorang memiliki ketidakmampuan membedakan corak warna tertentu.
Ini bukan berarti tidak bisa melihat warna sama sekali, melainkan hanya beberapa warna seperti merah-hijau atau biru-kuning.
Keterbatasan dalam membedakan warna ini jarang terjadi pada banyak orang sehingga perlunya pengecekan secara khusus dengan bantuan dokter.
Menurut ulasan Gould Vision, situs tentang kesehatan mata yang berbasis di Amerika Serikat, orang yang didiagnosis dengan buta warna parsial memiliki penglihatan lebih rendah dari 20/70.
Buta warna banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita, 1 dari 12 pria dapat mengalami buta warna sedangkan hanya 1 dari 200 wanita yang menderita buta warna.
Baca Juga: Polri Buka Rekrutmen 9.284 Bintara untuk Lulusan SMA, Segini Besaran Gaji dan Tunjangannya
Penyebab Buta Warna Parsial
Ada beberapa faktor penyebab buta warna parsial, antara lain sebagai berikut.
- Cedera pada mata. Jika seseorang terkena langsung di mata atau terkena percikan bahan kimia, maka mereka dapat mengembangkan kebutaan parsial.
- Glaukoma. Ini adalah kondisi yang ditandai dengan peningkatan tekanan okular dan mengakibatkan kerusakan pada saraf optik.
- Degenerasi makula. Ini adalah kondisi di mana makula, atau bagian tengah retina, mulai memburuk. Ini menghasilkan bintik-bintik buta atau kebutaan sebagian.
- Katarak. Ketika katarak berkembang di atas lensa mata seseorang, hal itu dapat menyebabkan mereka mengalami kebutaan parsial. Kondisi ini dapat diobati dengan koreksi bedah.
Melansir Healthline, buta warna parsial bisa disembuhkan dengan menggunakan kacamata, lensa kontak, operasi atau pengobatan tertentu.
Kesehatan mata perlu dijaga, karena organ ini merupakan jendela untuk melihat dan mengetahui sekitar.
Berikut cara merawat mata juga dapat membantu melihat lebih baik lebih lama.
- Batasi waktu menatap layar gawai
- Ikuti aturan 20-20-20 dengan istirahat 20 detik setiap 20 menit untuk melihat sesuatu yang berjarak 20 kaki.
- Habiskan lebih banyak waktu di luar ruangan.
- Saat melakukan pekerjaan jarak dekat, seperti di komputer, coba pegang objek sejauh 12 inci .
- Periksa mata secara teratur .
- Kenakan lensa korektif seperti yang ditentukan oleh dokter mata.
- Ikuti petunjuk penggunaan lensa kontak , termasuk tidak memakainya lebih lama dari yang dianjurkan, saat berenang, atau tidur.
- Kenakan kacamata hitam dengan perlindungan radiasi ultraviolet (UV).
- Gunakan kacamata pelindung saat melakukan aktivitas tertentu, seperti menggunakan bahan kimia beracun atau berolahraga tertentu.
- Beristirahatlah secara teratur dari melihat melihat layar komputer .
- Selalu waspada terhadap kondisi kesehatan kronis, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes .
- Makan makanan yang kaya buah-buahan, sayuran, dan asam lemak omega-3.
- Hindari merokok.
Penulis : Dian Nita Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Gouldvision, Healthline, Ciputra Hospital