> >

Film Horor Bisa Berdampak ke Kejiwaan Anak, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua

Film | 14 Mei 2022, 17:15 WIB
Ilustrasi film horor melalui sebuah poster film berjudul KKN di Desa Penari. Punya dampak kejiwaan, orangtua harus harus mendampingi anak mereka saat menonton film horor. (Sumber: MD Pictures)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Film horor berjudul 'KKN di Desa Penari' yang viral di media sosial membuat segala kalangan usia penasaran dengan alur ceritanya.

Film horor memang lebih kerap menumbuhkan keingintahuan yang tinggi di hati masyarakat penikmat film.

Namun film horor yang seharusnya menjadi hiburan, ternyata bisa mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang, terutama pada anak dan remaja.

Dikutip dari Kompas.com, efek menonton film horor terlihat dari studi yang dilakukan Harrison dan Cantor dari University of Wisconsin kepada 150 mahasiswa di Michigan dan Wisconsin.

Hasilnya, 90 persen dari responden melaporkan reaksi ketakutan media yang mereka alami saat masa kanak-kanak atau remaja.

Baca Juga: Sandiaga Uno Puji Rekor "KKN di Desa Penari" Jadi Film Horor Terlaris di Indonesia

Dalam studi tersebut, 52 persen mengaku mengalami kesulitan tidur dan gangguan makan serta meningkatnya kecemasan, dan 26 persen turut mengatakan masih mengalami kecemasan residual hingga kini.

Sementara berdasarkan penelitian Dr. Dhyan Singh pada anak-anak di kota Dharamsala, India menemukan perilaku dan perasaan yang menonton film seram, seperti, menangis, gemetar, detak jantung meningkat, kedinginan dan perasaan melumpuhkan, berkeringat, menggigil, sesak nafas, dan takut akan kematian.

Sementara durasi mengingat adegan seram dalam film horor bervariasi mulai dari tidak lebih dari seminggu sampai tiga bulan.

Peran orangtua sangat penting dalam mengawasi anak mengakses konten horor, tak terkecuali film horor. Orangtua diminta untuk mendampingi dan mengawasi segala konten yang diakses oleh anak.

Baca Juga: Kalahkan Pengabdi Setan, KKN di Desa Penari Jadi Film Horor Terlaris, Raup 4,5 Juta Penonton

Selain itu, orangtua juga bisa memakai alat untuk memfilter konten perangkat yang terhubung ke internet serta menciptakan lingkungan yang nyaman supaya anak-anak bisa berbicara tanpa beban.

Dengan lingkungan yang nyaman, anak-anak akan lebih mudah menceritakan perasaannya ketika menghadapi sesuatu, termasuk saat ketakutan pasca menonton film horor.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com


TERBARU