Hari Lupus Sedunia: Mengenal Lupus, Gejala, dan Faktor Pemicunya
Lifestyle | 10 Mei 2022, 19:33 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Tanggal 10 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Lupus Sedunia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit lupus.
Dilansir dari laman Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, lupus adalah penyakit kronis serius yang mengubah hidup dan dapat berakibat fatal sehingga mengancam jiwa penyandangnya.
Apa itu lupus?
Lupus sendiri merupakan salah satu penyakit autoimun kronis yang dapat menyerang bagian tubuh mana pun, mulai dari kulit, persendian, hingga organ dalam.
Autoimun sendiri merupakan kondisi saat sistem kekebalan tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan benda asing dengan sel jaringan tubuh sendiri.
Dengan kondisi sedemikian rupa, alih-alih melindungi tubuh dari patogen, sistem imun justru malah menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh yang sehat.
Penyakit ini terutama menyerang wanita usia produktif, yakni 15-50 tahun dengan angka kematian yang cukup tinggi. Namun, lupus juga dapat menyerang laki-laki, anak-anak, dan remaja.
Lupus terdiri dari beberapa macam jenis, salah satu jenis yang paling sering dirujuk masyarakat umum adalah Lupus Eritematosus Sistemik (LES).
Lupus dikenal sebagai penyakit "Seribu Wajah" merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis yang hingga kini belum jelas penyebabnya.
Lupus juga memiliki sebaran gambaran klinis yang luas, serta tampilan perjalanan penyakit yang beragam sehingga seringkali menimbulkan kekeliruan dalam upaya mengenalinya.
Gejala lupus sulit dideteksi
Lupus memiliki gejala yang mirip dengan penyakit lain, sehingga sulit untuk dideteksi. Tingkat keparahannya pun beragam, mulai dari ringan hingga yang mengancam jiwa.
Gejala lupus dapat timbul secara tiba-tiba atau berkembang perlahan. Pasien lupus dapat mengalami gejala yang bertahan lama atau bersifat sementara sebelum akhirnya kambuh lagi.
Kesulitan dalam upaya mengenali lupus sering kali mengakibatkan diagnosis dan penanganan yang terlambat.
Meski mendiagnosis lupus seringkali sulit karena gejalanya menyerupai gejala penyakit umum lainnya, tetapi tanda utama dari kondisi ini adalah ruam wajah yang menyerupai sayap kupu-kupu.
Faktor pemicu lupus
- Faktor genetik: sekitar 7 persen pasien LES memiliki keluarga dekat, baik orang tua atau saudara kandung yang juga didiagnosis LES.
- Faktor lingkungan: infeksi, stres, makanan, antibiotik (khususnya kelompok sulfa dan penisilin), cahaya ultraviolet (matahari), penggunaan obat-obatan tertentu, merokok, paparan kristal silica.
- Faktor hormonal: umumnya perempuan lebih sering terkena penyakit lupus dibandingkan laki-laki. Meningkatnya angka pertumbuhan penyakit lupus sebelum periode menstruasi atau selama kehamilan, mendukung dugaan hormon estrogen menjadi pencetus penyakit lupus.
Penulis : Dian Septina Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV