Curhat Bisa Membantu Jaga Kesehatan Mental, Ini Hal yang Harus Kamu Perhatikan
Lifestyle | 8 April 2022, 09:41 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Munculnya gangguan kesehatan mental biasanya dipicu oleh suatu hal, seperti masalah personal yang tak kunjung selesai.
Masalah itu mengakibatkan beban pikiran seseorang berlipat ganda karena terlintas banyak kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.
Saat sedang fokus untuk mencari penyelesaian, nyatanya masalah juga dapat memicu pemikiran seseorang untuk menyerah.
Dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua bertajuk, "Dongeng Petualangan Tikus Cerobong" yang tayang di Spotify, diceritakan sekelompok tikus yang memiliki masalah.
Namun, memilih untuk membicarakan masalahnya dan mencari jalan keluar bersama.
Baca Juga: Awas! Belum Bisa Memaafkan Dapat Pengaruhi Kesehatan Mental
Sebagai manusia dengan kebutuhan untuk bergantung pada orang lain, komunikasi merupakan bagian penting yang perlu diperhatikan.
Kita dapat mempertimbangkan untuk bercerita kepada kepada orang lain ketika sedang mengalami masalah.
Hal yang Perlu Dipertimbangkan Ketika Hendak Membicarakan Masalah Kepada Orang Lain
Jika berbicara mengenai perasaan kepada orang lain dapat meringankan beban pikiran, mengapa kita sering kali menghindarinya?
Ada banyak alasan mengapa membicarakan masalah bisa jadi sulit. Beberapa orang (terutama pria) disosialisasikan untuk menginternalisasi perasaan daripada menyuarakannya.
Terkadang emosi yang dihadapi, seperti rasa bersalah atas suatu hal yang dilakukan, terasa sangat berlebihan sehingga sulit untuk membagikannya kepada orang lain.
Terlepas dari alasan menyimpannya, berbicara mengenai keresahan ternyata memiliki manfaat psikologis yang mungkin tidak terlihat jelas.
Namun, kita juga tidak dapat membicarakannya pada sembarang orang karena bisa saja akan berdampak buruk.
Baca Juga: Olahraga Lari Ternyata Bisa Menjaga Kesehatan Mental, Ini Penjelasannya
Mengutip New York Times, berikut beberapa bentuk membicarakan masalah atau kepada siapa saja kita bisa membicarakan masalah ke orang lain.
1. Berbicara hanya ke teman yang kita percaya
Kita dapat membicarakannya ke teman yang paling kita percaya. Selain karena lebih memahami kita, mereka juga lebih bisa menjaga rahasia. Mereka juga akan paham situasi saat kita lebih ingin didengarkan daripada diberi solusi.
2. Membahas konflik dengan pasangan
Membahas permasalahan yang kita miliki ke pasangan juga dapat meringankannya. Akan tetapi, perlu dipertimbangkan juga reaksi yang diberikan. Misalnya, jika ia cenderung merespons dengan meremehkan masalah, lebih baik kita berhenti menceritakannya dan carilah orang lain yang dipercaya.
Jika masalah yang dihadapi berkaitan dengan hubungan, mengkomunikasikan dengan pasangan adalah jalan terbaik. Karena. menyimpan perasaan sendiri justru menyebabkan masalah semakin memburuk.
3. Menemui ahlinya
Jika masalah terus mengganggu hingga ke tahap yang intens, menemui profesional adalah hal tepat. Menemui mereka dapat membantu kita memahami lebih dalam apa yang sedang terjadi pada tubuh.
Akan banyak solusi yang diberikan oleh mereka mengenai bagaimana cara menangani stres, mengeluarkan emosi, dan lainnya.
4. Terbuka tentang kesulitan Anda
Apabila masih tak bisa bercerita kepada orang secara langsung, cobalah bercerita melalui medium lain, seperti media sosial atau buku harian.
Hal itu setidaknya akan membantu kita meringankan beban masalah yang sedang dipikul. Misalnya, pada tahun 2015 Sammy Nickalls, seorang penulis, memulai tagar #TalkingAboutIt di media sosial untuk mendorong orang yang sudah berjuang dengan penyakit mentalnya.
Baca Juga: Dari Bahagia hingga Kestabilan Mental, Inilah Dampak yang Dirasakan Orang Religius
Dengan mengumpulkan beberapa orang yang mengalami kendala serupa, Anda tidak akan merasa sendirian dan bahwa apa yang terasa berlebihan sebenarnya normal.
Mengapa Membicarakannya Membantu?
Saat berjuang dengan keras ketika menghadapi masalah, sering kali kita dihadapkan pada perasaan negatif.
Hal ini bahkan bisa berdampak ke otak kita, khususnya bagian amigdala yang mampu merespons emosi marah, cemas, dan takut.
Dengan mengungkapkannya, kita akan membantu amigdala untuk mencegah masalah dengan respons yang tepat.
Simak kisah lengkap mengenai kelompok tikus yang memiliki masalah dan melewatinya dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua bertajuk "Dongeng Petualangan Tikus Cerobong" di Spotify.
Episode ini dapat pula didengarkan melalui tautan https://dik.si/dpo_tikus.
Penulis: Nika Halida Hashina & Ristiana D Putri
Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV