Kenali Perbedaan Reumatik dan Asam Urat, Gejala, Penyebab dan Resikonya
Lifestyle | 20 Maret 2022, 07:18 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Penyakit reumatik dan asam urat seringkali dianggap sama, namun rupanya memiliki perbedaan berdasarkan gejala, penyebab dan risikonya.
Reumatik dan asam urat memang mirip satu sama lain karena kedua penyakit tersebut menyebabkan peradangan pada sendi.
Namun, penting untuk mengetahui perbedaan reumatik dan asam urat karena pengobatan kedua masalah kesehatan ini pun berbeda.
Oleh karena itu, berikut KOMPAS.TV rangkum perbedaan reumatik dan asam urat, melansir berbagai sumber, Minggu (20/3/2022).
Perbedaan reumatik dan asam urat
Reumatik adalah kondisi peradangan autoimun yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel sehat di jaringan sinovial atau lapisan sendi.
Reaksi inilah yang menyebabkan peradangan, nyeri, dan pembengkakan pada sendi.
Biasanya reumatik terjadi di tangan, pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan lutut di kedua sisi tubuh.
Baca Juga: 5 Khasiat Rebusan Daun Kelor, Turunkan Asam Urat hingga Cegah Kanker
Apabila tidak segera diobati, serangan reumatik yang berulang dapat menyebabkan kerusakan sendi.
Sementara itu, asam urat adalah gangguan inflamasi yang disebabkan karena tingginya kadar asam urat dalam darah.
Kristal asam urat dapat mengendap di jaringan sinovial, terutama di tangan, kaki, dan siku menyebabkan peradangan dan nyeri.
Gejala reumatik dan asam urat
Meski penderita reumatik dan asam urat sama-sama mengalami radang dan nyeri sendi, namun gejala dua penyakit ini berbeda.
Berikut perbedaan gejala reumatik dan asam urat, melansir Medical News Today.
Gejala reumatik
- Kelelahan
- Demam
- Nyeri atau kaku pada sendi
- Nyeri dan kekakuan pada persendian di kedua sisi tubuh, seperti kedua pergelangan tangan atau pergelangan kaki
- Mudah lelah
- Penurunan berat badan
Gejala asam urat
Gejala asam urat bisa datang dan pergi. Serangan dapat terjadi ketika kelebihan kristal asam urat menumpuk di persendian.
Gejala asam urat pada persendian dapat meliputi:
- Rentang gerak berkurang
- Pembengkakan
- Lemas
- Meriang
Bagian tubuh yang paling sering terkena asam urat adalah jempol kaki, tetapi juga dapat mempengaruhi sendi lain seiring perkembangannya.
Sementara reumatik lebih cenderung melibatkan banyak sendi pada satu waktu dan dapat menyebabkan kelelahan, demam ringan, dan penurunan berat badan.
Penyebab reumatik dan asam urat
Ahli medis hingga kini belum bisa memastikan penyebab reumatik dalam tubuh.
Baca Juga: 7 Makanan Penurun Asam Urat, Mudah Didapat dan Bisa Dikonsumsi Tiap Hari
Namun, hasil sementara, para ilmuwan menduga reumatik disebabkan oleh susunan genetik dan dipicu oleh faktor lingkungan, salah satunya virus.
Dilain sisi, penyebab asam urat jelans merupakan makanan dan minuman yang mengandung banyak purin.
Purin sebagian besar ada di daging, jeroan, ikan, kerang, dan beberapa jenis sayuran.
Faktor risiko reumatik dan asam urat
Berikut orang dengan faktor risiko yang lebih mungkin mengalami reumatik atau asam urat.
Reumatik
- Usia: Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, reumatik biasanya muncul ketika seseorang berusia 60-an, meskipun itu bisa terjadi pada usia berapa pun.
- Jenis Kelamin: Ini adalah dua hingga tiga kali lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.
- Genetika: Memiliki fitur genetik tertentu dapat membuatnya lebih mungkin untuk berkembang.
- Massa tubuh: Orang dengan obesitas lebih cenderung memiliki reumatik.
Baca Juga: 7 Bahan Herbal Pengobat Asam Urat yang Tersedia di Dapur
- Merokok atau terpapar asap rokok atau produk yang mengandung nikotin sebelum lahir dapat meningkatkan risiko
- Faktor sosial ekonomi: Anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah memiliki risiko lebih tinggi di masa dewasa.
- Riwayat melahirkan: Mereka yang belum pernah melahirkan mungkin memiliki risiko lebih tinggi.
Asam urat
Orang-orang dengan faktor risiko berikut lebih mungkin mengalami penumpukan asam urat.
- Jenis Kelamin: Lebih sering terjadi pada pria.
- Kondisi kesehatan: Riwayat tekanan darah tinggi , diabetes , penyakit jantung, masalah ginjal, dan aspek lain dari sindrom metabolik membuat asam urat lebih mungkin terjadi.
- Obat-obatan: Mengkonsumsi obat-obatan seperti diuretik dapat meningkatkan risiko.
- Minuman: Konsumsi alkohol dan minuman tinggi fruktosa, sejenis gula, dapat meningkatkan risiko.
- Makanan: Makanan yang mengandung purin dapat meningkatkan kadar asam urat. Mereka termasuk daging merah dan beberapa makanan laut.
- Massa tubuh: Memiliki obesitas merupakan faktor risiko.
Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada
Sumber : Medical News Today