> >

Sosok Ismail Marzuki, Kegemarannya dalam Bermusik

Lifestyle | 18 Februari 2022, 11:23 WIB
Ismail Marzuki menjadi salah satu ikon yang menandakan dua hal: Betawi dan Cikini. (Sumber: Wikimedia Commons (PD Indonesia Old)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Nama Ismail Marzuki dikenal sebagai komponis kenamaan Indonesia yang melegenda. Karya-karyanya masih dikenal sampai sekarang.

Wartawan senior Kompas, Ninok Leksono dalam buku 'Seabad Ismail Marzuki: Senandung Melintas Zaman' menyebut sosok Ismail gemar musik sejak kecil.

Saking cintanya di dunia musik, Ismail bahkan bisa menghabiskan waktu berlama-lama saat mendengarkan musik.

Ia juga suka membeli piringan hitam dengan uang sakunya saat masih bersekolah.

"Kalau sudah putar piringan hitam, Ismail sulit berhenti. Ia tahan berjam-jam di muka gramofon," tulis Ninok Leksono dalam bukunya.

Orang-orang kerap memanggil Ismail Marzuki dengan nama Mail atau Maing, Bang atau Pak Mail/Maing.

Sementara orang-orang Belanda menyebutnya dengan Benjamin atau Ben karena cakap dalam dunia musik dan pandai berbahasa Belanda.

Baca Juga: 5 Lagu Ciptaan Ismail Marzuki, dari Halo-Halo Bandung hingga Rayuan Pulau Kelapa

Minat musik Ismail Marzuki semakin kentara sejak bersekolah di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), sekolah menengah pertama pada masa kolonial.

Ismail kemudian bekerja di perusahaan NN Knies di Noordwijk (sekarang Jalan Ir H. Juanda) sebagai tenaga verkoper atau bagian sales dan marketing yang menjual alat musik dan piringan hitam.

Inilah yang menjadi awal mula Ismail mengembangkan kariernya di dunia musik.

Pekerjaan di NN Knies itu membawa pertemuannya dengan Hugo Dumas, seorang agen di perusahaan tersebut dan pegawai tinggi di Departemen Kehakiman.

Hugo Dumas juga memimpin Orkes Lief Java. Menurut Ninok, perkenalan dengan Dumas itu menjadi salah satu titik balik karier Ismail.

Baca Juga: Google Peringati Hari Pahlawan 2021 dengan Ismail Marzuki

Kemudian Ismail Marzuki bergabung sebagai anggota Orkes Lief Java hingga siaran di radio NIROM (Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij).

Tak hanya bisa memainkan gitar dan ukelele, Ismail juga memainkan pengusung melodi seperti biola, akordeon, saksofon, dan piano.

Dalam bukunya Ninok menulis, penampilan Ismail yang selalu mengenakan pakaian necis atau perlente, barangkali juga turut mempengaruhi ketertarikan calon pembeli piringan hitam.

Ia bahkan selalu mengenakan dasi hingga temannya bergurau bahwa Ismail hanya mencopot dasi saat mandi dan tidur.

Penulis : Dian Septina Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Buku Seabad Ismail Marzuki


TERBARU