> >

Legenda Mak Erot: Terapi Vitalitas Pria, Destinasi Wisata dan Bahaya yang Mengintai

Lifestyle | 14 Februari 2022, 11:22 WIB
Mak Erot (Sumber: Grid.ID)

Baca Juga: Jadi Santapan Priyayi Hingga Mitos Vitalitas Pria, Ini Sejarah Solo Surga Kuliner Daging Anjing

Kata Dokter soal Praktek Pembesaran Penis

Menanggapi ramainya fenomena terapi vitalitas pria atau terapi pembesar alat vital, dokter cum seksolog Boyke Dian Nugraha atau karib disapa Dokter Boyke mengungkapkan pendapatnya.

Dalam program Sex In The City dari Sonora pada 2019 lalu, Dokter Boyke mengatakan bahwa memperbesar penis hanya bisa dilakukan melalui tindakan operasi.

“Secara logika saja, Mr. P memang sulit diperbesar kalau tidak dilakukan tindakan operatif,” kata Dokter Boyke, dikutip dari Sonora.

Lebih lanjut, Dokter Boyke menjelaskan bahwa operasi kelamin untuk memperbesar alat vital pria dilakukan dengan cara menarik sebagian akar penis ke arah depan.

Selain itu, penggunaan silikon juga dapat dilakukan. Namun, ada risiko yang cukup tinggi apabila penambahan dengan silikon.

“Jadi Mr. P ini menjadi tebal, gemuk ataupun ujungnya menjadi lebih keras. Tapi itu sangat bahaya karena penggunaan silikon,” jelasnya.

Risiko yang paling besar dari seseorang yang menambahkan silikon adalah kanker penis.

Dokter Boyke bilang, risiko ini sama halnya dengan perempuan yang melakukan suntik silikon untuk memperbesar volume payudara.

Baca Juga: Polisi Ungkap Motif Ritual di Pantai Payangan, Mulai Faktor Ekonomi hingga Ilmu Hitam

Efek Pembesaran Penis Abal-Abal

Dokter spesialis urologi Angie Novaldi Rahwanti mengatakan bahwa banyak pria yang tertarik dengan praktek pembesaran penis.

Sayangnya, tak banyak yang selektif memilih metode pembesaran Mr. P. Angie mengatakan bahwa banyak pria yang datang ke dukun,  ada yang  dilakukan  dengan menyuntikkan cairan, seperti silikon atau daun jarak.

Menurutnya, cara tersebut mungkin membuat ukuran penis tampak lebih besar, tapi cairan tersebut tidak bisa diserap oleh tubuh sehingga menimbulkan efek samping yang berbahaya.

“Akhirnya terjadi peradangan, jaringan rusak. Dalam jangka panjang jaringannya rusak, mengeras, malah bentuk penis jadi aneh,” jelas Angie, dikutip dari Kompas.com.

Efek lainnya adalah rasa sakit saat ereksi, bahkan tidak bisa melakukan penetrasi karena bentuk penis yang berubah.

 

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Tribunnews/Sonora/Kompas.com


TERBARU