Mengenang Tan Tjeng Bok, Aktor Tiga Zaman yang Meninggal dalam Kemiskinan
Film | 21 Januari 2022, 19:49 WIBKetika malam Imlek, ia bergabung dengan rombongan lenong Si Ronda pimpinan Ladur yang berkeliling Jawa Barat.
Karirnya sebagai "anak wayang" terus meroket hingga bergabung dengan grup Dardanella pimpinan Miss Dja yang sangat terkenal. Ia makin keranjingan hingga keliling nusantara untuk pentas, dari Sabang sampai Merauke.
Grup ini memang terkenal mementaskan berbagai naskah, dari Hamlet hingga Kisah 1001 Malam. Dari karya Shakespeare hingga Alexandre Dumas. Tan merasa puas dan hidup mewah karena bayarannya paling mahal. Dari pentas ke pentas, dia sampai punya mobil Rolls-Royce.
Namun nahas, pada 1940, Dardanella tutup. Ketika Jepang masuk, Tan masuk Java Industries Film (JIF), perusahaan film milik The Teng Joen. Dari sini, karirnya sebagai bintang film dimulai.
Dia membintangi Srigala Hitam (1941), Si Gomar (1941), Singa Laoet (1941) dan Tengkorak Hidoep (1941).
Ketika Indonesia merdeka, film yang dibintanginya makin banyak, seperti Melarat Tapi Sehat (1954), Bengawan Solo (1971), Aku Tak Berdosa (1972) hingga Donat Pahlawan Pandir (1978).
Ketika masa kejayaan TVRI di era Orde Baru, namanya makin moncer. Penampilannya menghibur tua muda, pria dan perempuan.
Namun di balik kesuksesannya sebagai aktor, dia tak pernah langgeng berumah tangga. Beberapa kali kawin cerai.
Baca Juga: Rayakan Sumpah Pemuda, Jokowi Resmikan Stasiun TVRI Papua Barat
Gaya hidupnya yang boros dan tak beraturan membuatnya jatuh miskin. Hingga saat masuk rumah sakit pada 1979, dia tak punya biaya berobat. Untuk membantu biaya, seorang pelukis bernama Oto Suastika membuat lukisan potret Tan Tjeng Bok yang laku dijual.
Dalam kemiskinan dan sakit jantung, Tan Tjeng Bok meninggal pada pada 15 Februari 1985 dalam usia 87 tahun. Namun, namanya tetap dikenang sebagai aktor dan seniman hebat.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV