Berjuang Kemoterapi, Ari Lasso: Tanpa Campur Tangan Tuhan, Tak Mungkin Saya Bertahan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Musisi Ari Lasso kini tengah berjuang menjalani kemoterapi sebagai upaya penyembuhan untuk penyakit yang dideritanya Diffuse large B-cell lymphoma (DLBCL), salah satu jenis kanker limfoma.

Ari Lasso nampak memakai kain penutup rambut. Sebelumnya, mantan vokalis Dewa-19 itu mengatakan kini telah kehilangan rambutnya lantaran efek samping kemoterapi.

Melalui Instagramnya, Ari Lasso membagikan momen saat menjalani kemoterapi di rumah sakit keempatnya pada Senin (6/12/2021) tengah malam.

Kendati demikian, pelantun lagu "Hampa" itu tetap mengucapkan rasa syukur meski sedang menjalani pengobatan.

"Chemo tengah malam memberi banyak waktu utk sy pribadi utk merenung, kontemplasi, mensyukuri berkat Tuhan yg tiada habisnya, mengagumi keBAIKan Tuhan yg tiada batasnya," tulis Ari Lasso dalam akun @ari_lasso.

Baca Juga: Ari Lasso Gundul Usai 3 Kali Kemo, Simak Efek Samping Umum dari Kemoterapi

Pria kelahiran 17 Januari 1973 itu mengabarkan tinggal melewati dua kemoterapi lagi agar sembuh melawan kanker limfoma.

"Sungguh, tanpa campur tangan dan penyertaanNYA, gak mungkin sy bisa bertahan hingga kemo 4 (yg berarti kurang 2 lagi)," ujarnya.

Ari Lasso lantas meminta publik untuk saling menguatkan dan memberi semangat satu sama lain. Baginya, doa dari orang lain merupakan kekuatan yang ajaib.

"Karena semangat dan kekuatan yg bersumber dari org2 yg care sungguh ajaib kekuatannya. Keep the fight... keep the faith," tutur Ari Lasso.

Selain itu, Ari juga berterima kasih kepada penggemar, kerabat terdekat bahkan rekan artis yang telah mendoakan kesembuhannya.

Baca Juga: Ari Lasso Unggah Wajah Baru Usai Jalani Kemoterapi, Optimistis Bisa Gondrong Meski Kini Gundul

"Sepotong doa, harapan, amin dr kalian sungguh tak terhingga kekuatannya buat saya... sungguh," ujarnya.

Sebagai informasi, Ari Lasso sempat bercerita dirinya mengidap Diffuse large B-cell lymphoma (DLBCL) pada September 2021 lalu.

DLBCL adalah salah satu bentuk kanker limfoma non-Hodgkin yang tergolong langka dan harus segera segera diobati agar tak berakibat fatal.
 

Penulis : Dian Nita Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV