> >

Indro Warkop DKI Sentil Warkopi: Saya Nggak Ingin ke Hukum, Saya Bicara Etika

Selebriti | 21 September 2021, 11:55 WIB
Indro Warkop DKI merasa keberatan dengan kemunculan tiga pemuda Warkopi. (Sumber: ANTARA/Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Komedian senior Indro menyebut bahwa tiga pemuda yang menirukan sosok legenda Warkop DKI tidak memiliki etika.

Pasalnya, Sepriadi, Alfred, dan Alfin, yang dimiripkan dengan Dono, Kasino, Indro, beserta manajemennya tidak meminta izin apa pun ke pihak Warkop DKI.

Tiga pemuda yang mendirikan grup Warkopi itu juga diketahui membuat konten komersial parodi Warkop DKI.

Kendati demikian, Indro tidak akan membawa perkara Warkopi ke jalur hukum. Dia justru hanya meminta etika dari pihak manajemen.

"Banyak hal yang kita pikirkan, ketidaktahuan, dan ketidakpedulian. Dan kadang-kadang ada pro dan kontra, ada like and dislike. Saya enggak pengin ke hukum. Saya ingin berbicara etika,” ucap Indro Warkop dalam konferensi pers via zoom, Senin (20/9/2021).

Baca Juga: Anak Kasino Marah, 3 Pemuda Warkopi Diminta Tak Lagi Berkegiatan Komersial

Pemuda yang mirip anggota Warkop DKI. Dari kiri ke kanan: Alfin (mirip Indro), Dimas (mirip Kasino), dan Sepriadi (mirip Dono). (Sumber: Instagram/@sepriad_97)

Indro sangat kecewa lantaran Warkopi tidak meminta izin kepada pihak Warkop DKI. Bahkan ia membandingkan dengan acara Helmi Yahya.

Menurut Indro, artis sekelas Helmy Yahya pernah meminta izin kepadanya karena menampilkan sosok yang mirip dengan Indro Warkop di televisi.

"Suatu saat dia ada yang pernah mirip saya, dipertandingkan. Dan itu mereka minta izin saya. Saya izinin. Saya cuma mau bilang, betapa seorang Helmi Yahya toh juga mempunyai etika," kata Indro lagi.

Komedian 63 tahun itu mengaku tidak memiliki masalah apabila muncul sosok yang mirip dirinya maupun kedua sahabatnya, Dono dan Kasino.

Baca Juga: Mengenal Warkopi, Tiga Pemuda yang Terkenal dari TikTok hingga Kena Tegur Indro Warkop

Namun, kata Indro, alangkah baiknya jika mereka menjunjung etika terutama dalam hal berkarya.

"Masalahnya etika, kami mempunyai sesuatu, yang dikenal dengan nama Dono, Kasino, Indro, dan kami dilindungin undang-undang. Kemudian mereka meniru atau mewakili atau seolah-olah Dono, Kasino, Indro itu kemudian mengekspresikan kami. Ini yang jadi masalah," jelasnya.

Penulis : Dian Nita Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU