Ernest Prakasa Geram dengan Tindakan KPI Meminta Korban Dugaan Pelecehan Cabut Laporan
Selebriti | 11 September 2021, 22:18 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Tindakan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dalam menangani kasus dugaan pelecehan seksual dan perundungan di lingkungan KPI membuat geram komika sekaligus sutradara, Ernest Prakasa.
Kabar terbaru dari kasus tersebut, korban berinisial MS diminta untuk menandatangani surat pernyataan damai dan tidak melanjutkan kasus yang dilaporkannya.
Lewat unggahan di Instagram-nya, Ernest tanpa ragu mengatakan bahwa ia tak lagi menaruh kepercayaan kepada Ketua KPI, Agung Suprio.
Awalnya Ernest Prakasa berharap KPI dapat menyelesaikan masalah ini dengan cara yang adil sesuai ketetapan hukum.
Baca Juga: Korban Pelecehan KPI Dipaksa Tandatangani Surat Damai
"Di awal itu dapat berita bagus, bekerja sama dengan kepolisian, dinonaktifkan, dan sebagainya. Tapi berita hari ini membuat gue sangat ragu KPI berusaha menyelesaikan masalah ini," ucap Ernest Prakasa dalam video, Jumat (10/9/2021).
Mengetahui adanya upaya damai dengan syarat yang terkesan merugikan korban, Ernest tak mau jika nantinya terduga pelaku terus bertindak seolah MS tidak mengalami penderitaan.
"Saya mau ajak teman-teman untuk kawal terus kasus ini, jangan sampai kita biarkan pelaku-pelaku memaksa korban untuk bertindak seolah-seolah derita yang dialami tidak pernah terjadi," ujarnya.
Belum lagi, terduga pelaku juga berencana melaporkan balik korban atas tindakan cyber bullying karena kasus ini viral dan jadi perbincangan nasional.
"Kita nggak bisa diam aja," ujar Ernest.
Baca Juga: Terduga Pelaku Pelecehan Seksual di KPI Lapor Balik setelah Korban Tolak Surat Damai
Ernest juga menilai, KPI tidak menunjukkan rasa peduli mereka terhadap korban yang sedang mengalami trauma.
Sutradara film “Imperfect” itu menekankan, dirinya tidak lagi peduli terhadap pernyataan Ketua KPI, Agung Suprio, terkait penjelasan kasus tersebut. Kepercayaan Ernest terhadap KPI telah pudar.
Bahkan, Ernest Prakasa mengatakan telah memblokir nomor handphone Agung Suprio, karena tidak ingin berkomunikasi melalui WhatsApp.
"Mohon maaf bukannya nggak mau silaturahmi, saya sudah tidak percaya apapun yang anda bicarakan. Jadi percuma nggak usah komunikasi sama saya, komunikasi sama korban itu lebih penting," pungkasnya.
Penulis : Dian Septina Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV