> >

4 Tips Ala Dokter Reisa Agar Anak Betah di Rumah Selama Pandemi Covid-19

Lifestyle | 23 Juli 2021, 20:05 WIB
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan orang tua agar anak-anak jadi lebih betah dan nyaman di rumah. (Sumber: Shutterstock via Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Dokter Reisa Broto Asmoro atau dr Reisa, tidak menyarankan anak-anak keluar rumah saat ini. Dalam kondisi seperti ini, tempat berlindung paling tepat bagi anak-anak adalah berdiam di rumah.

Dalam acara virtual bersama Mothercare pada Senin (19/7/2021), Dokter Reisa mengatakan, banyak orang tua yang bingung bagaimana membuat anak-anaknya tetap betah di rumah selama PPKM Darurat atau yang kini dikenal dengan PPKM Level 4.

Berikut 4 tips yang dapat dilakukan orangtua agar anak betah di rumah selama pandemi ala Dokter Reisa:

1. Ada rutinitas

Reisa mengatakan bisa saja anak stres atau merasa tidak nyaman karena jadwal kegiatan yang kacau akibat pandemi.

Anak-anak terbiasa dengan rutinitas di sekolah, pulang sekolah lalu bermain, belajar atau mengerjakan PR. Orang tua sebaiknya memberikan jadwal atau rutinitas serupa dengan sebelum pandemi.

Orang tua bisa mengajak anaknya membuat spot khusus di rumah yang berisi hal-hal yang disenangi. Misalnya, dengan membuat suatu sudut berisi koleksi boneka.

2. Biarkan anak bermain

Bermain jadi wahana anak belajar dan terhibur. Orang tua bisa mendiskusikan apa yang anak-anak senangi. Seperti hobi atau kegiatan lain yang mereka sukai.

Kadang orang dewasa menyepelekan aktivitas bermain, padahal lewat bermain, anak bisa berlatih mengembangkan diri, menyelesaikan masalah, juga stimulasi secara mental.

Baca Juga: Dokter Reisa Sarankan Anak-anak Lebih Baik Tak Dibawa Keluar Rumah Saat Pandemi Covid-19

3. Dukung persahabatan anak

Hubungan pertemanan sangat penting bagi perkembangan psikologis anak, terutama bagi remaja. Orang tua bisa mendukung hubungan pertemanan ini dengan mendorong agar anak tetap terhubung dengan teman-temannya melalui aktivitas virtual, seperti video call atau Zoom. Akan tetapi tetap awasi anak-anak.

4. Orang tua menjadi guru di rumah

Saat di sekolah, guru tahu apa yang perlu dilakukan saat anak membuat kesalahan. Selama sekolah sementara dari rumah, orang tua lah yang menjadi guru bagi anak.

Menurut Reisa dalam kondisi lelah akibat pekerjaan kantor atau rumah tangga, kadang orang tua tidak bisa mengendalikan diri dan menghukum anak atas kesalahannya.

Jika situasinya seperti ini, Reisa menyarankan orang tua boleh mengkritik anak tetapi cukup fokus pada kesalahannya saat itu. Orang tua tidak perlu membawa hal-hal lain saat memberikan kritik.

Penulis : Dian Septina Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU