Operasi Plastik Telinga Peri Ngetren di China, Dokter Ingatkan Bahayanya
Lifestyle | 18 Juni 2021, 13:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Bedah kosmetik, atau operasi plastik 'telinga peri' kini semakin diminati di China. Banyak kaum muda kini mencari wajah yang lebih tipis dan lebih ramping dengan cara tersebut.
'Telinga peri' adalah tren baru di kalangan anak muda China yang berharap itu akan membuat wajah mereka tampak lebih ramping.
Baca Juga: Bikin Pangling, Zac Efron Diduga Operasi Plastik
Mengutip Guardian, Jumat (18/6/2021), sebuah "telinga peri" biasanya mengacu pada cacat lahir yang menghasilkan bentuk telinga yang runcing, tetapi sekarang menjadi tren terbaru di kalangan anak muda China di tengah pasar bedah kosmetik yang berkembang pesat.
Mengubah telinga mereka menjadi telinga peri telah menjadi salah satu prosedur yang paling dicari.
“Itu adalah sihir! Saya belum mengubah apa pun di wajah saya, namun semua teman saya mengatakan saya terlihat berbeda pada hari saya menyelesaikannya,” kata seorang pasien telinga peri tentang prosedur pada platform berbagi gaya hidup Xiaohongshu.
“Oh, aku juga menginginkannya," seru netizen yang ikut berkomentar.
Baik pria maupun wanita, kini telah berbondong-bondong ke rumah sakit untuk mencari prosedur tersebut.
“Ini sangat aman dan populer. Kami memiliki pelanggan yang mengantri untuk ini setiap hari, ”kata
Yu Wenlin, seorang dokter spesialis otoplasti di Pusat Kosmetik Medis Gaoshang di Guangzhou,
Yu mengatakan bahwa dia terkadang melakukan hingga enam operasi telinga peri sehari.
Ada dua metode umum untuk mendapatkan tampilan telinga peri. Salah satu caranya adalah dengan menambahkan sepotong bahan buatan atau tulang rawan dari bagian tubuh lain ke area belakang telinga.
Baca Juga: Amanda Manopo Akui Tak Mau Operasi Plastik karena Takut Rasa Sakitnya
Wang Jiangyun, seorang ahli bedah kosmetik di The Third People's Hospital Zhengzhou, di provinsi Henan, China, sudah memperingatkan bahwa ada risiko infeksi, sikatriks, hingga telinga yang asimetris jika menambahkan tulang rawan ekstra. Selain itu bisa timbul infeksi, alergi, bekuan darah dan kulit. nekrosis jika menggunakan asam hialuronat.
“Saya berani mengatakan bahwa kehebohan 'telinga peri' akan terus dicari. Namun seiring berjalannya waktu, Anda akan menemukan bahwa kedepan hal ini akan ada efek dan orang-orang akhirnya kembali jalani prosedur untuk menormalkan telinga mereka. Jadi saya sarankan orang lebih rasional jika memilih operasi tentang ini,” tambahnya.
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV