Dokter Sebut Konsumsi Rumput Fatimah Dapat Sebabkan Rahim Ibu Hamil Pecah hingga Bayi Meninggal
Lifestyle | 2 April 2021, 17:57 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sebelumnya viral video yang menceritakan bahwa seorang ibu hamil mengalami pendarahan hebat dan bayi di dalam kandungan meninggal karena meminum air rumput fatimah.
"Janin meninggal akibat Rumput Fatimah. Detak Jantung janin negatif dan ibu mengalami syok akibat perdarahan. Pasien langsung dioperasi karena ruptur rahim,"
"Dirawat di ICU selama 7 hari menghabiskan 20 kantong darah. Setelah diselidiki ternyata minum air Rumput Fatimah," demikian narasi dalam video tersebut.
Rumput fatimah atau Labisia fumila merupakan sebuah tanaman herbal yang mengandung sejumlah zat antioksidan dengan efek anti inflamasi seperti flavonoid dan alkanoid.
Menurut Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu, Dr. Inggrid Tania, yang dikutip dari Kompas.com, sebenarnya kandungan ini bermanfaat untuk kesehatan.
Antioksidan sendiri dipercaya dapat menangkal radikal bebas dan kandungan anti inflamasi dapat meredakan peradangan dalam tubuh.
Selain itu, masyarakat di beberapa daerah seperti Sumatera, Kalimantan, hingga Malaysia banyak meyakini bahwa meminum air rendaman rumput fatimah dapat mempercepat proses persalinan.
Ini dikarenakan rumput fatimah mempunyai zat oksitosin yang memang berguna untuk membuat rahim berkontraksi.
Sayangnya, penelitian tentang rumput fatimah ini masih sangat sedikit dan terbatas, serta baru dilakukan pada hewan saja.
Tidak jelas juga kadar oksitosin yang terkandung dalam rumput fatimah dan bagaiamana cara pengolahan yang tepat untuk menghilangkan zat berbahaya lainnya.
Oleh karena itu, dokter tidak menganjurkan rumput fatimah untuk dikonsumsi oleh ibu hamil.
“Jadi memang betul-betul tidak direkomendasikan untuk ibu hamil karena sudah banyak laporan konsumsi rumput fatimah pada kehamilan tahap akhir malah menimbulkan ruptur uteri atau rahim menjadi pecah karena kontraksi yang berlebihan,” ujar Inggrid.
Inggrid menyebut terlalu banyak oksitosin dalam tubuh justru dapat membuat rahim kontraksi terus menerus.
Akibatnya tidak main-main, karena bayi bisa kekurangan oksigen, tertekan dalam rahim, hingga akhirnya meninggal.
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV