Kenapa Masyarakat China Memberikan Angpao Saat Tahun Baru Imlek? Begini Asal-usulnya
Lifestyle | 11 Februari 2021, 17:09 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Tahun Baru Imlek identik dengan kata angpao. Amplop kecil berwarna merah ini menjadi sesuatu yang paling ditunggu-tunggu saat perayaan Tahun Baru China.
Menurut KBBI, angpau atau angpao merupakan sebuah amplop kecil yang digunakan sebagai tempat uang sumbangan yang diberikan kepada orang yang punya hajat dalam adat China.
Angpao juga memiliki arti sebagai hadiah yang diberikan dalam bentuk uang di Hari Tahun Baru China.
Secara asal kata, angpao pada mulanya berasal dari kata hung pao yang dalam bahasa Hokkian Ang berarti merah, sementara pao berarti amplop atau bungkus.
Baca Juga: Tidak Ada Festival, Panitia Imlek dan CGM Pemangkat Bagikat Ribuan Paket
Menurut Agni Malagina, seorang peneliti dan penulis yang fokus pada kajian budaya Tionghoa Indonesia, angpao adalah bungkus warna merah atau amplop earna merah.
Seperti diketahui, warna merah dalam tradisi Tionghoa memiliki arti keberuntungan dan kebahagiaan sepanjang tahun.
Menilik asal-usulnya, angpao memiliki sejumlah versi yang berbeda. Namun, terdapat satu yang paling populer berkaitan dengan monster Sui.
Diceritakan, monster Sui akan datang untuk menakut-nakuti dan menculik anak saat malam tahun baru. Monter Sui akan datang saat tengah malam sehingga orang-orang akan bergadang hingga lewat malam.
"Tapi kebanyakan anak-anak itu enggak kuat, hingga akhirnya mereka bikin amplop merah aja deh kita bikin kaya tolak bala, diselipin di situ uang logam yang warna kuning," ujar Agni, dikutip dari TibunnewsWiki, Kamis (11/2/2021).
Alasan dimasukkannya uang logam tersebut karrna sinar yang dipancarkan oleh uang logam mamou mengusir monster Sui. Amplop merah tersebut kemudian diletakkan di bawah bantal tempat anak-anak tidur.
Baca Juga: Perayaan Imlek ditiadakan, perajin kou coa tetap berkarya
Sejak saat itu, tradisi tersebut terus dilakukan hingga dinasti berikutnya, bahkan sampai orang-orang Tionghoa bermigrasi ke Indonesia.
"Mereka membawa sekaligus budaya itu bersamaan dengan mereka bermigrasi," jelas Agni.
Senada dengan Agni, Azmi Abubakar, pendiri Museum Pustaka Tionghoa mengatakan bahwa angpao diartikan sebagai doa dan harapan dari pemberi kepada penerimanya.
Menurut Azmi, Tahun Baru Imlek tidak lengkap tanpa adanya angpao yang biasanya diberikan oleh orang tua ke anak.
"Enggak sah Imlek kalau enggak bebarengan dengan pemberian angpao. Biasanya dari orang tua ke anak, atau untuk mereka yang jomblo dan belum menikah, biar sejahtera dan cepat dapat jodoh, biar sehat dan segala macam," papar Azmi.
Azmi menyebutkan bahwa tradisi angpao tidak jauh berbeda dengan tradisi Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, angpao juga dapat diberikan saat momen ulang tahun atau acara pernikahan.
Seiring berkembangnya zaman, angpao mengalami perluasan makna, khususnya di Indonesia.
Baca Juga: Fakta Perayaan Imlek di Indonesia dari Masa ke Masa, Sempat Dilarang saat Orde Baru
Angpao tak hanya diberikan dalam acara-acara tertentu, melainkan bisa diberikan, misalnya, untuk memberikan uang bonus dari bos kepada karyawan.
"Jadi maknanya meluas ya. Ini sebenarnya difusi kebudayaan yang berangsur selama ratusan tahun dan jadj kebudayaan umum," kata Agni.
Angi juga menjelaskan bahwa tak ada nominal baku untuk memberikan uang dalam angpao. Namun, masyarakat Tionghoa menhindari angka empat karena dalam Bahasa Mandarin angka empat disebut dengan shi yang berarti mati.
Penulis : Fiqih-Rahmawati
Sumber : Kompas TV