> >

Jokowi Tepok Jidat saat Bicara Nilai Tambah 50 Ton Emas Freeport yang Hilang Tiap Tahun

Ekonomi dan bisnis | 11 Oktober 2024, 20:16 WIB
Presiden Joko Widodo (kanan) menyampaikan pengarahan dalam Kompas 100 CEO Forum di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Jumat (11/10/2024). (Sumber: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan )

KAB. PENAJAM PASER UTARA, KOMPAS.TV- Ada yang menarik saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara tentang emas yang diproduksi Freeport. Ia sempat menepuk kening atau jidatnya, sewaktu menyinggu nilai 50 ton emas Freeport yang dikeruk setiap tahunnya. 

Hal itu terjadi saat Jokowi memberi sambutan acara Kompas 100 CEO Forum 2024 di Ibu Kota Nusantara (IKN), Jumat (11/10/2024). 

"Perkiraan saya iseng-iseng saya tanya bawah-bawah itu. (Mereka bisik-bisik) 50 (ton), 50 (ton). Besar sekali," kata Jokowi seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (11/10). 

"Saya pernah merupiahkan, langsung lemas saya. Tapi enggak apa-apa. Kita juga bersyukur Freeport sudah bisa kita ambil alih 51 persen dan sebentar lagi akan tambah lagi," ucap Jokowi sambil tepok jidat.  

Baca Juga: Jokowi Ungkap Manfaat Smelter Emas Freeport dalam Acara Kompas 100 CEO Forum di IKN

Jokowi mengatakan, sebelum dibangun smelter atau fasilitas pengolahan mineral di dalam negeri, emas Freeport dari tanah Papua di ekspor begitu saja ke luar negeri. 

Padahal dalam konsentrat itu terdapat berbagai mineral berharga lainnya. 

"Pertanyaan saya selama 50 tahun lebih konsentrat itu dibawa ke mana? Tiga juta ton konsentrat tembaga yang di dalamnya juga ada emasnya, perkiraan saya, enggak tahu, mungkin karena saya sering ke bawah, 'berapa sih emas yang terangkut?' Kira-kira 40-50 ton per tahun," tuturnya. 

"Kalikan saja, 50 (ton) kali 50 (tahun), rupiahkan saja ibu-ibu, satu gram berapa itu? 2.500 ton. Karena enggak ada smelter kita engga bisa tahu," imbuhnya. 

Baca Juga: Prabowo Mau Bangun 3 Juta Rumah per Tahun, REI: Kami Dukung Program Mulia Ini

Namun saat ini, Freeport sudah punya Smelter di Gresik, sehingga bisa diketahui berapa nilai emas yang diangkut.

Pada kesempatan tersebut, mantan Gubernur DKI itu mengaku bangga denga kerja keras bersama sehingga berhasil mengakuisisi PT Freeport Indonesia (PTFI) dari Amerika Serikat dengan harga yang relatif murah. 

Saat ini, Indonesia memiliki 51 persen kepemilikan saham Freeport, meningkat signifikan dari sebelumnya yang hanya 9 persen.

"Artinya Freeport itu kepemilikannya bukan perusahaan Amerika lagi, tapi milik MIND ID. Dan ngambilnya dulu juga tidak gampang, enggak mudah, dari 9 (persen) melompat ke 51 (persen kepemilikan sahamnya)," ungkapnya. 

Baca Juga: Respons Basuki Soal Usulan Gaji Penerima FLPP Rp12 Juta dan Tenor KPR Subsidi Jadi 40 Tahun

"Gampang? Timnya kemarin ada 4, ada 3 menteri, 1 wamen, salah satunya Pak Budi Gunadi Sadikin. Yang kita senang, kita beli saat harganya murah," lanjutnya. 

Jokowi menambahkan, pemerintah mengakuisisi saham Freeport dengan biaya sebesar 3,9 miliar dollar Amerika Serikat. Menurutnya, pengeluaran untuk akuisisi tersebut kini sudah tertutupi. 

"Seingat saya berapa? 3,9 miliar dollar AS, sekarang market value-nya berapa, Pak Tony (Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas)? 24, 34 miliar (dollar AS)? Naik terus, 34 (dollar AS) coba. Artinya yang kita beli 3 tahun yang lalu sekarang sudah lunas. Tahun ini lunas, Pak Tony ya? Lunas. Dan belinya enggak pakai duit kita," tuturnya. 

Kepala Negara pun berharap kepemilikan pemerintah Indonesia terhadap saham Freeport bisa ditingkatkan di tahun-tahun mendatang. 

 

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas.com


TERBARU