Lestari Summit 2024: Neutura Hadapi Kendala Pendanaan untuk Kembangkan Biochar
Ekonomi dan bisnis | 21 Agustus 2024, 21:23 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pendanaan menjadi salah satu tantangan terbesar pengembangan produk yang mendukung kelestarian lingkungan dan menekan laju pemanasan global.
Seperti yang dialami Refi R., yang merupakan co founder Neutura, sebuah startup yang mengembangkan produk biochar atau bioarang.
Sebagai informasi, biochar adalah bahan padat kaya karbon hasil konversi limbah organik melalui pembakaran tidak sempurna atau suplai oksigen terbatas.
Dalam pemaparannya, Refi menerangkan, tumbuhan yang selama hidupnya menyerap sinar matahari lewat fotosintesis dan menyedot zat hara dari tanah, akan kembali melepaskan karbon ke udara saat mereka mati.
Nah, biochar mampu menyerap karbon yang dihasilkan tumbuhan mati itu agar tak terlepas ke atmosfer dan menjadikan sisa tumbuhan yang mati sebagai pupuk alami untuk tanah.
Hal itu karena biochar punya sifat alkali kuat, yang sangat cocok sebagai pembenah tanah dan sebagai komponen dasar biofertilizer sehingga mampu menjaga ekosistem agronomi.
Selain itu, biochar juga menunjukkan efek yang aman bagi kondisi biologis tanah, tanaman, air tanah, dan air permukaan.
Namun, tantangan pengembangan produk kaya manfaat ini ada pada pendanaan. Refi mengatakan, dalam beberapa tahun ke belakang, pendanaan untuk start up sudah berkurang. Banyak investor yang menuntut start up agar cepat menghasilkan keuntungan.
Baca Juga: Cerita Komunitas Seni Tani Manfaatkan Lahan Kosong jadi Kebun Sayur Komunal di Lestari Summit 2024
Bagi Neutura, tantangannya menjadi dobel karena perusahaan rintisan ini membuat produk yang berkelanjutan dan belum banyak digunakan pasar. Namun akhirnya ada investor yang tertarik dan mendanai proyek pilot Neutura.
“Pyrolysis (teknologi yang digunakan produk biochar Neutura) itu teknologinya sudah ada tapi butuh penyesuaian. Kalau di luar negeri itu kan tanahnya kering, sedangkan di Indonesia itu basah. Jadi kita butuh dana besar untuk research and development (riset dan pengembangan, red),” kata Refi saat berdiskusi dengan Wakil Pemimpin Redaksi Kontan Titis Nurdiana di acara Lestari Summit, Jakarta, Rabu (21/8/2024).
“Kita cari investor yang tertarik dengan isu sustainability (keberlanjutan). Kalau ke investor baru, kita harus jelaskan konsep ini dari awal dan mereka juga ingin lebih cepat untung."
"Tapi kalau dengan investor yang concern (memperhatikan) dengan sustainability, mereka paham kalau kita natural science banget jadi butuh dana yang besar untuk riset. Tidak bisa hanya di kantor saja,” jelas Refi.
Neutura, lanjutnya, mendekati investor atau perusahaan yang ingin meningkatkan portofolio hijaunya.
Ia menerangkan, portofolio hijau saat ini sangat penting untuk perusahaan, jika mereka ingin mencari pendanaan dari luar negeri. Misalnya dari bank pembangunan seperti Bank Dunia dan Asia Development Bank.
Lembaga-lembaga keuangan tersebut akan mencermati dulu kontribusi perusahaan dalam isu lingkungan, sebelum memutuskan memberikan pinjaman. Namun nyatanya, banyak perusahaan yang kesulitan mendapat pinjaman karena portofolio hijaunya masih kurang.
Baca Juga: KG Media Gelar Acara Akbar Lestari Summit 2024 Bahas SDGs dan Ekonomi Berkelanjutan
“Kita, Neutura, bisa menyediakan jasa itu. Meningkatkan portofolio hijau dengan berbagai program, seperti CSR (corporate social responsibility),” terangnya.
Biochar bisa dibuat dari berbagai bahan biomassa seperti ampas tebu, bambu, kayu, hingga tandan kelapa sawit. Biomassa itu diolah kembali menjadi biochar yang bermanfaat untuk mengembalikan kesuburan tanah.
Dalam uji coba yang dilakukan Neutura, biochar mampu merehabilitasi lahan kritis sisa tambang.
Hasilnya, tanaman yang dihasilkan di lahan yang menggunakan biochar, memiliki daun yang lebih lebat dan buah yang lebih banyak dibanding lahan eks tambang yang direhabilitasi hanya dengan tanah dan pupuk.
“Yang paling bagus untuk biochar itu kayu dan bambu karena nutrisinya tinggi untuk tanah. Karena kandungan karbonnya tinggi dan bentuknya padat,” ucap Refi.
Pada September 2024, Neutura bekerja sama dengan perusahaan yang memasok limbah kayu, akan memproduksi biochar secara massal. Biasanya, limbah kayu itu hanya dibakar dan hanya menghasilkan polusi udara.
Baca Juga: Kemenperin Terapkan Standardisasi Industri Hijau, Hidrogen Bisa Jadi Energi Alternatif
“Dengan menggandeng penyedia biomassa, limbah kayu yang biasanya jadi sampah itu akan kita olah lagi jadi biochar sehingga efeknya akan longlasting (bertahan lama),” sebutnya.
Produk biochar buatan Neutura telah dipamerkan dalam acara bioenergi dan bioekonomi terbesar di dunia, Expo Bio360, pada Januari 2024 di Nantes, Prancis.
Lestari Summit 2024 adalah forum yang diselenggarakan oleh KG Media sebagai wadah bagi para pemimpin dan praktisi sustainability untuk bertukar pikiran dan menginspirasi satu sama lain serta membuka kesempatan kolaborasi untuk pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia.
Acara ini diorganisir oleh empat media besar di bawah naungan KG Media yaitu Kompas.com, KompasTV, Kontan, dan National Geographic Indonesia.
Lestari Summit 2024 mengusung tema “Fostering Sustainability Through Inclusive Local Practice and Policy Making.”
Dalam Lestari Summit 2024 juga akan digelar malam penghargaan Lestari Awards, untuk mengapresiasi para pelaku industri yang telah berjuang keras untuk memberikan manfaat nyata kepada lingkungan dan masyarakat serta pencapaian SDGs di Indonesia.
KG Media berkolaborasi dengan mitra seperti BRI, Astra, PLN, dan Pertamina untuk mendukung kesuksesan Lestari Summit 2024.
Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : KOMPAS TV