> >

Pemerintah Targetkan Produksi Minyak 1 Juta Barel dan Gas 12 BCF pada 2030, Ini Strateginya

Energi | 5 Agustus 2024, 21:15 WIB
Ilustrasi. Pemerintah menetapkan target produksi minyak bumi nasional sebesar 1 juta barel per hari dan gas bumi sebesar 12 miliar kaki kubik atau billion cubic feet (BCF) per tahun pada tahun 2030. (Sumber: Kementerian ESDM )

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah menetapkan target produksi minyak bumi nasional sebesar 1 juta barel per hari dan gas bumi sebesar 12 miliar kaki kubik atau billion cubic feet (BCF) per tahun pada tahun 2030.

Target tersebut merupakan tantangan besar yang harus diselesaikan, mengingat pemerintah tengah berpacu dengan waktu untuk mencapainya.

Seperti diketahui, sejak beberapa tahun terakhir, produksi minyak dan gas bumi di Indonesia terus mengalami penurunan akibat berkurangnya cadangan dan tantangan teknis dalam hal eksplorasi. 

Kondisi tersebut berdampak signifikan terhadap ketahanan energi nasional dan neraca keuangan nasional.

Untuk membalikkan tren ini, pemerintah berupaya keras untuk meningkatkan produksi migas Indonesia dengan berbagai strategi.

"Dari tahun 2020 memang produksi minyak bumi terus turun karena kita sekarang mengelola lapangan-lapangan tua dan belum ketemu prospek lapangan minyak baru, tapi kita selalu mengupayakan prospeknya," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, seperti dilansir laman resmi Kementerian ESDM, Senin (5/8/2024). 

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Arifin mengatakan pemerintah telah menyiapkan strategi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. 

Baca Juga: ESDM Siapkan Insentif dan Bagi Hasil Kontraktor Migas Lebih dari 50 Persen untuk Genjot Produksi

Strategi jangka pendek dilakukan dengan meningkatkan produksi lapangan-lapangan yang sudah ada (existing) ditambah penggunaan Enchanced Oil Recovery (EOR). 

Antara lain dengan melakukan pengeboran lebih dari 1.000 sumur pengembangan setiap tahun, reaktivasi sumur menganggur (idle) sebanyak 1.000-1.500 sumur per tahun, serta percepatan eksekusi CEOR Minar Area 2, Steamflood Rantau Bais dan simple sulfactant Balam South.

Adapun strategi jangka menengah, yaitu transformation R-to-P serta full scale EOR dan Waterflood. Yang terdiri dari percepatan proyek 125 POD/OPL/OPLL baru, percepatan POD 58 undeveloped discoveries, percepatan 55 lapangan CEOR, dan WF melalui strategic alliance, full scale EOR Minas, serta dengan mendorong investasi hulu migas China ke Indonesia.

"Sementara strategi jangka panjang adalah dengan eksplorasi dan pengembangan migas non konvensional, yang meliputi pengeboran eksplorasi targeting giant prospect dengan rata-rata 54 sumur per tahun, serta dengan melakukan kerja sama migas non konvensional dengan pemain besar dunia seperti EOG, Resources, CNPC, dan lainnya," tutur Arifin. 

Sebelumnya, Arifin menyinggung pergerakan produksi minyak bumi Indonesia berada pada angka 708.000 barel per hari pada tahun 2020, tahun 2021 sebesar 659.000, lalu tahun 2022 sebesar 612.000 barel. 

Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : KOMPAS TV


TERBARU