Pemerintah Tarik Utang Rp214,7 T per Juni 2024, Sri Mulyani: Masih on Track
Ekonomi dan bisnis | 3 Agustus 2024, 05:50 WIBBaca Juga: Jokowi Panggil Bahlil Lahadalia ke Istana, Bahas 'Reshuffle' Kabinet?
Ia mengatakan S&P menilai Indonesia berhasil menjaga stabilitas fiskal dengan kebijakan yang hati-hati. Pemerintah Indonesia juga dinilai mampu mengelola anggaran dengan disiplin dan menjaga defisit fiskal di bawah 3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Selain itu, rasio utang pemerintah Indonesia terhadap PDB juga masih relatif rendah dibandingkan peers pada level investment grade.
Stabilitas makroekonomi juga menjadi salah satu faktor utama yang mendukung peringkat kredit Indonesia.
Insentif pajak yang diberikan kepada industri manufaktur dan pengolahan diyakini oleh S&P akan bermanfaat dalam pengembangan sektor industri yang terkait.
S&P juga menyoroti cadangan devisa dan sistem perbankan yang cukup kuat dalam menahan gejolak ekonomi.
Baca Juga: Puncak Panen Raya Berakhir, BPS: Harga Beras Kembali Naik pada Juni-Juli
Selanjutnya, lembaga pemeringkat tersebut juga memandang baik kerja sama pemerintah dengan Bank Indonesia (BI) dalam memelihara kestabilan ekonomi tanpa mempengaruhi independensi bank sentral.
Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai tetap positif, didukung oleh konsumsi domestik yang kuat dan investasi di bidang industri yang stabil.
“Pemerintah menyadari pengelolaan ekonomi yang hati-hati dan kebijakan yang responsif menguatkan kepercayaan investor dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan," tutur Sri Mulyani.
"Dengan demikian, pemerintah terus berupaya untuk menjaga disiplin fiskal dan memperdalam sektor keuangan domestik, demi mencapai kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia,” tambahnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Antara