> >

Jokowi Ingin Contoh Wisata High Value Low Volume Ala Bhutan dan Maldivess

Ekonomi dan bisnis | 11 Juli 2024, 00:00 WIB
Presiden RI Joko Widodo meresmikan Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (10/07/2024). (Sumber: BPMI Setpres)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta kepala daerah untuk adaptif dan berinovasi dalam mengembangkan potensi daerahnya masing-masing. Mulai dari pangan, energi, industri, teknologi, hingga pariwisata. 

Pasalnya ke depan tantangan akan semakin rumit dan semakin kompleks. Hal itu sampaikan dalam sambutannya pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) di Jakarta Convention Center, Rabu (10/7/2024). 

“Kalau daerah-daerah yang pemandangannya bagus, dari sisi turismenya, semuanya harus dikembangkan," kata Jokowi dikutip dari keterangan resmi BPMI Setpres. 

Baca Juga: Presiden Jokowi Tak Jadi Pindah Kantor ke IKN Bulan Ini, Djarot PDIP: Saran Saya Jangan Dipaksakan

Presiden memberikan contoh, negara Bhutan dan Maldives sebagai negara yang berhasil menarik wisatawan berkualitas tanpa mengorbankan kelestarian alam dan kearifan lokal, serta di Afrika dengan wisata alam liarnya yang menawarkan pengalaman safari otentik.

Jokowi menyebut negara-negara tersebut berhasil mengembangkan sektor pariwisata dengan pendekatan high value and low volume, sebuah model yang bisa diterapkan di Indonesia dengan kekayaan alam yang melimpah. 

"Kita ini punya semuanya, punya komodo, di Banyuwangi ada melihat banteng, ada badak, ada orangutan, gimana mengemas ini, daerah bisa mengemas ini menjadi sebuah pendapatan, penerimaan bagi daerah. Di Afrika ini bisa menghasilkan 196 triliun per tahun mengurus masalah itu,” tuturnya. 

Baca Juga: Luhut Bilang Pembelian BBM Subsidi Dibatasi Mulai 17 Agustus 2024, Begini Respon Pertamina

Mantan Wali Kota Solo itu juga menguraikan tantangan yang dihadapi Indonesia selama lima tahun terakhir  

Menurut Presiden, periode tersebut adalah masa yang penuh dengan tantangan mulai dari krisis kesehatan global, geopolitik global, fluktuasi harga minyak dan pangan, serta masalah lingkungan seperti gelombang panas dan fenomena iklim El Nino.

“Kita patut bersyukur bahwa negara kita mampu bertahan dari hambatan-hambatan, tantangan-tantangan yang ada dan ekonomi kita masih tumbuh 5,11 persen di kuartal pertama tahun 2024,” ujar Jokowi. 

Kepala Negara juga menyoroti keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan inflasi yang tercatat hanya 2,5 persen pada Juni 2024.

Baca Juga: RI Punya Lebih dari 2.893 Km Jalan Tol, yang Tertua Ada di Jagorawi sejak 1978

Meski menghadapi masa yang sangat sulit, lanjutnya, peringkat daya saing Indonesia naik di angka 27 di antara negara-negara yang lain.

Presiden pun menekankan pentingnya inovasi dan adaptasi dalam pemerintahan, khususnya di tingkat daerah, untuk menghadapi persaingan antarnegara yang makin ketat.

“Negara cepat yang akan mengalahkan negara lambat dan kita ingin menjadi negara cepat itu dalam pelayanan publik, dalam mobilitas barang dan orang, kita inginkan itu,” ucapnya. 

Baca Juga: Jokowi Tanda Tangani Keppres Pemberhentian Tidak Hormat Hasyim Asy’ari, Buntut Kasus Asusila

Jokowi juga mengapresiasi kerja keras pemerintah daerah dalam mengatasi inflasi. Di samping itu, Presiden juga mengingatkan pentingnya penggunaan produk dalam negeri untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

“Mengumpulkan anggarannya itu sangat sulit, jadi gunakan seratus persen untuk pengadaan barang dan jasa itu produk-produk dalam negeri,” tegasnya.

 

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU