Pusat Data Nasional Belanjakan Anggaran Rp700 M Sepanjang 2024, tapi Kini Terkena Serangan Siber
Ekonomi dan bisnis | 27 Juni 2024, 23:19 WIBUsman menambahkan, pihaknya akan mengutamakan pemulihan layanan K/L yang bersentuhan langsung dengan kepentingan publik. Targetnya, setidaknya 18 layanan K/L dapat pulih per akhir Juni 2024.
“Kita berharap setiap hari ada tenant-tenant ataupun kementerian/lembaga yang pulih. Sehingga kami berharap akhir bulan ini paling tidak ada 18-an bisa recovery,” tuturnya.
Baca Juga: PDN Diretas, Menkominfo: Total 239 Intansi Terdampak Layanannya
Sementara itu, Direktur Network dan IT Solution Telkom, Herlan Wijanarko menyampaikan, data yang sudah dikunci ransomware tidak bisa dipulihkan.
Sehingga, saat ini tim pemerintah berupaya memulihkan data dengan sumber daya yang tidak terenkripsi ransomware.
Herlan menambahkan, data yang diserang peretas tidak akan bocor ke luar.
Pasalnya, data-data yang terenkripsi ransomware masih berada dalam server PDN dan akses dari luar sudah diputus.
“Kita berupaya keras melakukan recovery resource yang kita miliki. Yang jelas data yang sudah kena ransomware sudah tidak bisa kita recovery. Jadi sekarang menggunakan sumber daya yang masih kita miliki,” jelas Herlan.
“Audit sementara yang dilakukan BSSN, data itu hanya di-encrypt, terenkripsi tapi di tempat. Dan sekarang sistem PDN sudah kita isolasi, tidak ada yang bisa mengakses, kita putus akses dari luar," tambahnya.
Baca Juga: Mengapa Server PDN Mudah Dibobol Pengirim 'Ransomware'? Ini Kata Pakar Keamanan Siber!
Mengenai ratusan data yang terenkripsi ransomware, pemerintah memutuskan untuk membiarkan data tersebut. Keputusan ini diambil usai data dipastikan masih berada dalam server PDN.
Usman mengatakan, pemerintah tidak akan memenuhi tebusan peretas.
Pasalnya, selain data sudah diisolasi di PDN, tidak ada jaminan peretas akan memenuhi janjinya membuka enkripsi usai mendapatkan uang.
“Iya dibiarkan saja di dalam, sudah kita isolasi. Jadi enggak bisa diapa-apain. Enggak bisa diambil oleh dia (peretas) juga,” kata Usman.
“Memang kalau kita bayar juga dijamin (dikembalikan), enggak diambil datanya, enggak juga," tambahnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Deni-Muliya
Sumber : Antara, Kompas.tv