> >

Smelter Freeport di Gresik Resmi Beroperasi, Investasinya Rp58 T dan Disebut Terbesar di Dunia

Ekonomi dan bisnis | 27 Juni 2024, 22:35 WIB
Pemerintah meresmikan fasilitas pemurnian atau smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus, KEK Gresik, Jawa Timur, Kamis (27/6/2024). (Sumber: Kemenko Perekonomian )

GRESIK, KOMPAS.TV - Pemerintah meresmikan fasilitas pemurnian atau smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Kamis (27/6/2024). 

Menurut keterangan resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, smelter PTFI itu merupakan fasilitas pemurnian tembaga dengan desain jalur tunggal terbesar di dunia dengan kapasitas pemurnian mencapai 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. 

Menko Perekonomian Airlangga mengatakan keberadaan smelter tersebut akan mengurangi impor hasil hilirisasi tembaga yang dibutuhkan industri dalam negeri. 

Seperti copper tube, copper tape, evaporator tembaga, serta komponen-komponen yang dibutuhkan dalam produksi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) seperti kabel, inverter, hingga baterai.

Baca Juga: Thomas Djiwandono Bantah Prabowo Mau Naikkan Rasio Utang jadi 50 Persen dari PDB

”Kita beri applause (tepuk tangan) kepada manajemen yang extraordinary (luar biasa). Dan yang dibangun pun pabrik yang extraordinary, luar biasa. Jadi ini sangat tepat waktu, karena saat sekarang renewable energy (energi terbarukan) menjadi tren," kata Airlangga dalam acara peresmian, Kamis, dikutip dari keterangan resmi Kemenko Perekonomian.

"Dan tren renewable energy butuh critical mineral (mineral penting). Dan salah satunya adalah copper (tembaga)." 

Proyek yang menempati lahan 100 hektare di KEK Java Integrated Industrial Ports Estate (JIIPE), Gresik tersebut memiliki nilai investasi kumulatif mencapai Rp58 triliun atau sekitar 3,7 miliar dolar AS. 

Airlangga menyebut investasi tersebut tidak hanya akan memberikan manfaat kepada perusahaan konstruksi dalam negeri, tetapi juga akan menciptakan efek pengganda atau multiplier effects kepada masyarakat di Kabupaten Gresik.

Baca Juga: Menko Perekonomian Airlangga Ungkap Nikel dan Sawit Indonesia Masih Berkasus dengan Eropa

Dia mengatakan bersama dengan smelter yang dioperasikan PT Smelting, keduanya akan memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dengan produksi sekitar 600.000 ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak per tahun. 

Dengan beroperasinya smelter ini, seluruh kosentrat tembaga yang diproduksi oleh PTFI dapat semuanya diproses dan dimurnikan di dalam negeri, demikian juga lumpur anoda dari PT Smelting.

“Dan ini yang pertama integrasi tambang sampai dengan produk akhir. Dan dengan integrasi ini, maka produksi emas nanti yang 50 ton bayar royalti. Karena ini terintegrasi dari tambang sampai ke hilir. Demikian pula untuk perak juga bayar royalti. Jadi tentu banyak pendapatan yang didapatkan pemerintah,” ungkap Airlangga.

Ia menuturkan, kehadiran PTFI di KEK Gresik diharapkan dapat menjadi salah satu penarik dalam membentuk kawasan dengan ekosistem yang mendukung hilirisasi, khususnya EV. 

Baca Juga: Airlangga Sebut Prabowo Sudah Sepakat Defisit di Bawah 3 Persen dan Rasio Utang di Bawah 40 Persen

Ia mengatakan hingga Maret 2024, KEK Gresik telah mencatatkan nilai investasi sebesar Rp75,2 triliun dan menyerap lebih dari 35.000 tenaga kerja.

“Tentu ke depan Indonesia akan mampu untuk meningkatkan ekspornya. Kalau ekspor kita kuat, maka rupiah kita bisa stabil. Sebagai contoh, dari nikel itu dan dari kelapa sawit ekspor kita 55 miliar dolar AS. Nah impor minyaknya 40 miliar dolar AS. Jadi sebetulnya natural hedging itu terjadi,” jelasnya.

 

Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : KOMPAS TV


TERBARU