Menhub Sebut Banjir Rob di Pelabuhan Tanjung Emas Bikin Biaya Logistik Tinggi
Ekonomi dan bisnis | 17 Juni 2024, 20:19 WIBSEMARANG, KOMPAS.TV- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, banjir rob yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, meningkatkan biaya logistik. Lantaran barang-barang harus dikirim lewat Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta dan Tanjung Perak di Surabaya.
Oleh karena itu, Budi Karya menginstruksikan jajaran Pelindo mempercepat penanganan rob di Pelabuhan Tanjung Emas.
“Rekayasa konstruksi harus dilakukan secara lebih tepat. Lalu saya minta agar dipercepat. Karena, kalau tidak cepat, barang-barang di Jawa Tengah jadinya tidak semuanya ke Pelabuhan Tanjung Emas, sebagian akan ke Jakarta atau Surabaya. Hal ini membuat ongkos logistik bisa menjadi lebih tinggi," kata Budi dikutip dari laman resmi Kemenhub, Senin (17/6/2024).
Ia mengungkap, saat ini akumulasi rob di Pelabuhan Tanjung Emas telah mencapai 11 sentimeter. Akumulasi tersebut terjadi karena tinggi rob yang datang mencapai 5 sentimeter dan daratan pelabuhan turun sebanyak 6 sentimeter.
Pelindo juga telah menganggarkan biaya sebesar Rp1,2 triliun untuk melakukan rekayasa konstruksi sebagai penanganan masalah tersebut. Pengerjaannya sudah dilakukan sejak tahun lalu dan ditargetkan selesai pada 2028.
Baca Juga: Bulog Akan Akuisisi Perusahaan Beras Kamboja, Bapanas Jamin Stok dalam Negeri Tidak Terganggu
Budi Karya Sumadi menambahkan, Pelindo juga perlu mencari teknologi yang dapat menangani masalah tersebut secara permanen, seperti yang sudah diterapkan di pelabuhan-pelabuhan Jakarta dan Surabaya. Sebab, kenaikan air laut akan terus terjadi.
“Kalau dibuat dengan struktur yang lebih baik lagi, maka rob ada, tapi penurunan pelabuhan tidak terjadi. Rob ini tidak hanya ada di Pelabuhan Tanjung Emas, tapi terjadi di seluruh Pantai Jawa,” ujarnya.
Penanganan banjir rob di Kota Semarang, memang jadi salah satu tantangan pemerintah. Posisi Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah yang lebih dari permukaan air laut itu, membuatnya jadi langganan banjir rob. Seringkali banjir rob berlangsung lama hingga mengganggu aktivitas warga dan perekonomian.
Pemerintah baik pemkot, pemprov, dan pemerintah pusat bersinergi melaluman sejumlah upaya penanganan banji rob. Diantaranya membangun tanggul rob yanr ditinjau oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Tambak Lorok, Semarang, Jawa Tengah, Senin (17/6/2024).
Proyek yang berada di kawasan kampung nelayan ini memiliki tanggul rob sepanjang 3,6 kilometer.
Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp6.527,7 Triliun Per April 2024
“Saya kira dalam jangka 30 tahun minimal itu bisa menahan rob yang terjadi,” ucap Jokowi dalam keterangan resminya.
Menurut Jokowi, proyek dengan investasi Rp386 miliar ini juga mencakup penataan kampung nelayan. Hingga kini, proyek tersebut pengerjaannya telah mencapai 85 persen dan diperkirakan selesai Agustus 2024.
"Ini nanti kalau memang baik, penataan kampung nelayannya baik, nanti akan bisa direplikasi, dikopi untuk daerah-daerah lain. Paling enggak ada contoh dulu," tuturnya.
Terpisah, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Harya Muldianto, menjelaskan bahwa proyek ini melibatkan pembangunan tanggul laut dan dua kolam retensi dengan luas total sekitar 20 hektare untuk mengurangi risiko banjir.
Tidak hanya itu, tambah Harya, proyek ini juga mencakup pembangunan dua rumah pompa.
Baca Juga: Masuk Ancol 22 Juni Cukup Bayar Rp150.000, Bebas Main ke Atlantis, Sea World hingga Dufan
"Juga ada pembangunan rumah pompa dua unit juga. Rumah pompa masing-masing kapasitas pompanya 3x500 liter per detik. Semua itu kita bangun dalam rangka mengantisipasi risiko banjir rob," jelas dia.
Proyek ini juga strategis karena berlokasi di kawasan pemukiman nelayan yang sering terganggu aktivitasnya akibat banjir dan rob. Oleh karena itu, proyek ini menjadi langkah besar dalam mengamankan dan mendukung aktivitas nelayan di Tambak Lorok.
"Apabila terjadi rob ataupun banjir, kegiatan nelayan akan terganggu sehingga di daerah Tambak Lorok ini dilakukan penanganan," ujarnya.
Sebagai informasi, proyek pengendalian banjir dan rob serta penataan kampung nelayan di Tambak Lorok sendiri dilaksanakan dalam dua tahap.
Tahap pertama tahun 2016-2017 untuk mengamankan area parkir kapal, tahap kedua tahun 2022-2024 ini untuk mengamankan area pemukiman, fasilitas sosial, dan fasilitas umum yang ada di sekitar Tambak Lorok.
Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, Kemenhub