Disebut Masih Realistis, Airlangga Hartarto Ungkap Defisit APBN 2024 Diproyeksi Naik 2,8 Persen
Ekonomi dan bisnis | 27 Februari 2024, 09:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, defisit anggaran tahun ini diperkirakan mencapai 2,8 persen. Angka itu bertambah dari yang tercantum di APBN 2024, sebesar 2,29 persen hingga 3 persen.
Airlangga mengatakan defisit itu masih dalam batas aman. Defisit bertambah karena ada penambahan anggaran subsidi hingga bansos.
"Defisit tahun ini yang direncanakan dalam APBN 2,29 atau 2,3 persen, tapi outlook-nya 2,8 persen. Kenapa ada penambahan? karena satu tadi kita saja bicara penambahan subsidi pupuk Rp14 triliun," kata Airlangga di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (26/2/2024).
"Kenapa subsidi pupuk ditambah? karena kita butuh pupuk sesuai dengan jumlah setiap tahunan biasanya kan sekitar 8 sampai 7 juta ton, nah dengan pupuk yang ada sekarang hanya (dengan anggaran) Rp26 triliun itu hanya 5,7 juta ton," sambungnya, dikutip dari laporan jurnalis KompasTV.
Baca Juga: Pemerintah Pastikan Harga BBM dan Listrik Tak Naik hingga Juni 2024
Kebutuhan penambahan subsidi pupuk juga tercermin dari turunnya produksi padi dalam negeri, meskipun juga karena faktor El Nino.
"Jadi jelas tidak cukup dan itu tercermin daripada produksi padi. Bukan hanya karena pupuk tapi El Nino, itu turunnya banyak. Januari sampai dengan Maret itu demand dan supply sudah deltanya short 1 juta," ujarnya.
Selanjutnya adalah penambahan anggaran untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Pemerintah memang merilis BLT baru yaitu BLT mitigasi risiko pangan dengan anggaran Rp11 triliun.
BLT itu digunakan untuk mendongkrak daya beli masyarakat, agar mampu membeli bahan pangan yang harganya naik.
Baca Juga: Program Makan Siang Gratis Dibahas di Sidang Kabinet, Airlangga: Anggarannya Rp15.000/Anak
Negara juga butuh menambah subsidi BBM dan listrik, karena dalam waktu dekat diputuskan tidak ada kenaikan tarif keduanya.
"BLT tunai untuk perubahan fluktuasi mitigasi harga sembako itu saja nilainya sudah Rp11 triliun. Kemudian diputuskan dalam Sidang Kabinet Paripurna tidak ada kenaikan listrik, tidak ada kenaikan BBM sampai dengan bulan Juni baik itu yang subsidi maupun non subsidi," terangnya.
"Itu akan membutuhkan additional anggaran untuk Pertamina maupun PLN dan itu juga akan diambil baik dari sisa SAL (Saldo Anggaran Lebih), maupun pelebaran defisit anggaran di tahun 2024 jadi 2,3 sampai 2,8 persen," lanjutnya.
Usai Sidang Kabinet Paripurna, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkap pemerintah memutuskan untuk menaikkan penyaluran pupuk subsidi pada anggaran tahun 2024, dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton.
Baca Juga: Mendag Zulhas Sebut Harga Beras Premium Lokal akan Stabil di Bulan Maret karena Masuk Panen Raya
Dengan adanya penambahan ini, Amran menyebut para petani tak perlu risau akan ketersediaan pupuk karena saat ini dalam kondisi cukup. Ia pun berharap agar petani dapat fokus untuk meningkatkan produktivitas guna mewujudkan swasembada pangan.
“Ini kabar baik, kabar untuk petani, seluruh petani Indonesia. Insyaallah petani tidak usah lagi risau, khawatir dengan pupuk,” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (26/2) dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet.
Terkait ketersediaan beras, Mentan memperkirakan akan ada penambahan pasokan seiring dengan panen raya pada beberapa bulan mendatang.
“Tanaman kita di bulan Desember, Januari, Februari itu kurang lebih di atas satu juta hektare. Artinya apa? Produksinya itu 3,5 juta ton diperkirakan di bulan Maret, kemudian bulan April dan Mei itu di atas daripada kebutuhan, jadi insyaallah aman,” ujarnya.
Baca Juga: Tahun Ini, Mudik Lebaran dengan Damri Pakai Bus Imperial Suites Double Decker, Intip Fasilitasnya
Amran menegaskan, pihaknya juga terus berupaya untuk mengurangi dampak dari El Nino terhadap sektor pertanian.
“Kita melakukan akselerasi tanam dengan melakukan pompanisasi di Pulau Jawa, memompa air sungai yang ada, seperti Jawa timur, Sungai Bengawan Solo, Cimanuk dan seterusnya, kita pompa ke sawah-sawah, upland, sawah-sawah tadah hujan itu kita pompa naik. Itu strategi untuk memitigasi risiko El Nino. Kemudian, yang kedua adalah kita optimalisasi lahan rawa yang IP-nya itu hanya satu kali, kita jadikan dua kali dan tiga kali,” tandasnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV