Kenapa Masih Marak Pinjol Ilegal dan Pinpri? Ini Alasannya
Keuangan | 20 Februari 2024, 23:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan
Ilegal (Satgas Pasti), Sarjito, membeberkan alasan kenapa masih banyak pinjaman online (pinjol) ilegal serta pinjaman pribadi (pinpri).
Menurutnya, masih maraknya pinjol ilegal dan pinpri dikarenakan beberapa hal salah satunya kebutuhan.
“Ada di masyarakat, mungkin ya ada kebutuhkan mereka, dan mereka kan prakmatis saja ya, kalau ada yang lebih gampang ya ambil,” tutur Sarjito di sela-sela Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK), dikutip dari Kompas.com, Selasa (20/2/2024).
Pinjol ilegal merupakan layanan pembiayaan yang disediakan oleh perorangan ataupun badan tertentu secara daring akan tetapi tidak terdaftar dan tidak berbadan hukum.
Dikarenakan tidak terdaftar secara resmi, maka pinjol ilegal tidak diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga memiliki risiko yang besar dan sulit untuk diselesaikan melalui hukum.
Pinjol ilegal yang jumlahnya sempat menurun, saat ini kembali marak bermunculan dan jumlahnya ratusan.
Baca Juga: Satgas PASTI Blokir 233 Pinjol Ilegal dan 78 Pinjaman Pribadi selama Januari 2024
Sarjito kemudian juga memberikan pandangannya mengenai pinpri yang semakin menjamur. Menurut dia, maraknya pinpri terjadi karena kebutuhan mendesak dari masyarakat.
“Kalau ada kebutuhan yang mendesak yang tidak konsumtif ya dia bisa melakukan apa saja, pasti ada sesuatu dan ini fakta di lapangan,” terang Sarjito.
Untuk diketahui, pinjaman pribadi atau yang sering disebut pinpri merupakan jenis pinjaman yang diberikan oleh individu atau pribadi kepada orang lain yang membutuhkan uang, namun dengan tingkat bunga yang tinggi.
Dengan semakin banyaknya pinjol ilegal dan risiko yang dihadapi masyarakat, Sarjito mengajak semua pihak harus bekerja sama untuk menyuarakan perihal larangan penggunaan pinjol ilegal.
“Kita harus bersama-sama disuarakan bahwa yang kayak gitu (pinjol ilegal) itu tidak baik dan bahaya bagi generasi muda, dan ini juga bukan hanya tugas OJK saja,” tutup Sarjito.
Baca Juga: ITB Buka Suara soal Pembayaran Polemik UKT Pakai Pinjol
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas.com