> >

Terungkap! Jokowi Berharap Hal Ini Terjadi Lagi di Perekonomian Indonesia Usai Pemilu 2024

Ekonomi dan bisnis | 20 Februari 2024, 17:21 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap arus investasi yang masuk ke Indonesia akan meningkat, setelah gelaran Pemilu usai. Pasalnya, Indonesia bisa menjaga stabilitas politiknya meski baru saja menggelar pesta demokrasi. (Sumber: BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN/RUSMAN)

"Saya kira angka-angka seperti ini yang harusnya kita optimis terhadap ekonomi Indonesia di tahun 2024. Tetapi tetap harus hati-hati, tetap harus waspada, karena ekonomi global yang berubah sangat cepat, disrupsi teknologi yang masif terus terjadi," ungkapnya. 

Jokowi juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada dan belajar dari krisis ekonomi yang pernah terjadi di dalam dan luar negeri. 

Baca Juga: Saat Jokowi Cerita Jalankan Usaha Mebel dari Subuh sampai Tengah Malam ke Ibu-Ibu Nasabah PNM Mekaar

"Dan kita harus banyak belajar pada kasus-kasus masa lalu, baik di ‘98, di Asian Financial Crisis, kemudian di 2008 juga Global Financial Crisis, dan juga di 2023 kita lihat kemarin jatuhnya Silicon Valley Bank. Ini juga mengharuskan kita semuanya untuk berhati-hati dalam menjaga industri keuangan kita, menjaga ekonomi kita," terangnya. 

Selanjutnya, ia berpesan pada OJK, untuk menjaga ekonomi agar inklusif dan berkelanjutan serta memperkuat tingkat inklusi dan literasi keuangan.

“Tadi sudah disampaikan Pak Ketua OJK, OJK harus terus memperkuat inklusi dan literasi keuangan. Catatan saya disini, tingkat inklusi keuangan kita di angka 75 persen dan tingkat literasi keuangan kita masih di angka 65 persen di 2023,” kata Jokowi. 

Adapun inklusi keuangan adalah ketersediaan akses bagi masyarakat untuk menjangkau layanan keuangan, salah satunya perbankan. Sedangkan literasi keuangan adalah pemahaman masyarakat terhadap manfaat dan risiko atas layanan dan produk keuangan yang mereka gunakan. 

Baca Juga: Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Bagikan Bantuan Beras 10 Kg Setiap Bulan

Tingkat inklusi keuangan yang lebih tinggi dari literasi keuangan, mengindikasikan masih banyak masyarakat yang belum memahami manfaat dan risiko dari layanan serta produk keuangan yang mereka gunakan. 

Inilah penyebab banyaknya kasus investasi bodong atau produk asuransi yang gagal bayar misalnya. 

Kemudian, Presiden menekankan pentingnya peran perbankan dalam memajukan UMKM. Pasalnya UMKM sangat membutuhkan modal usaha, namun total kredit yang disalurkan bank untuk UMKM terbilang masih kecil. 

“Kredit perbankan untuk UMKM saat ini masih di angka 19 persen ini perlu sebuah terobosan, perlu sebuah strategi agar ada peningkatan kredit perbankan terhadap UMKM sehingga kita bisa melihat UMKM kita tumbuh dengan baik,” ucap Jokowi. 

Turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Ketua DK OJK Mahendra Siregar, dan Gubernur BI Perry Warjiyo.

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : YouTube OJK


TERBARU