Mendag Zulhas Ungkap Beras SPHP Langka di Ritel Moderen karena Untungnya Sedikit
Ekonomi dan bisnis | 14 Februari 2024, 19:30 WIBUntuk mengantisipasinya, pemerintah telah mengisi kelangkaan tersebut dengan mengimpor beras, namun tentu tidak merugikan petani.
"Tetapi kami sudah isi dengan impor yang banyak dan itu tidak merugikan petani karena harganya tinggi sekarang di petani, harga beras itu kan dibeli Rp11.000-an gabah itu Rp8.000-an," ungkapnya.
Pemerintah melalui Perum Bulog juga menyuplai beras SPHP ke pasar-pasar, yang awalnya 100 sampai 200.000 ton ditingkatkan menjadi 250.000 ton.
Baca Juga: TASPEN: Pembayaran Kekurangan Uang Pensiun ASN Paling Cepat Dibayar 13 Februari 2024
Sebelumnya, Dirut Bulog Bayu Krishnamurti menyatakan beras premium 5 kg langka di ritel moderen karena mereka tidak bisa menjual beras itu di atas HET.
“Ritel modern kira-kira berani enggak melanggar HET, kenapa enggak berani? Karena mengenai reputasinya, jadi kalau sampai ketahuan dan ada yang foto maka itu akan menimbulkan masalah bagi si ritel modern itu,” kata Bayu kepada media di kantor Bulog, Jakarta, Selasa (13/2).
Bayu mengatakan, jika ada sebuah minimarket yang melanggar ketentuan HET, maka yang kena dampaknya adalah seluruh jaringan minimarket tersebut.
Para peritel yang membeli beras dengan harga mahal namun tak bisa menaikkan harganya, tentu akan merugi.
Baca Juga: Pengumuman! KAI Buka Pemesanan Tiket Kereta Mudik Lebaran Mulai 15 Februari 2024
“Si pengusaha pasti berpikir sampai kapan ruginya maka mereka kemudian mulai mengurangi pasokan ke ritel modern,” ujarnya seperti dikutip dari Antara.
Sedangkan di pasar tradisional, stok beras premium masih ada tapi harganya sudah di atas HET.
“Inilah gambaran situasi perberasan kita sekarang. Di tengah kondisi seperti ini bagaimana peran Bulog. Peran Bulog sebagaimana diketahui ada tiga, tugas kita harus stabilisasi dan menyediakan alternatif bagi mereka yang paling membutuhkan,” tuturnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, Antara