> >

Lalu Lintas Kapal Dagang di Suez Anjlok, Harga Sewa Kontainer Naik Tajam Akibat Krisis Gaza

Ekonomi dan bisnis | 27 Januari 2024, 13:33 WIB
Jumlah kapal kontainer dan perdagangan yang melintasi Terusan Suez anjlok sekitar 42% dalam dua bulan terakhir akibat krisis di Gaza, sementara tarif pengiriman naik selama 8 minggu terakhir hingga sewa spot kontainer 40 kaki mencapai hampir $4.000 akibat ketegangan di Laut Merah, seperti diungkapkan UNCTAD hari Jumat, (26/1/2024). (Sumber: Anadolu)

ISTANBUL, KOMPAS.TV - Jumlah kapal kontainer dan perdagangan yang melintasi Terusan Suez anjlok sekitar 42% dalam dua bulan terakhir akibat krisis di Gaza, sementara tarif pengiriman naik selama 8 minggu terakhir hingga sewa spot kontainer 40 kaki mencapai hampir $4.000 akibat ketegangan di Laut Merah, seperti diungkapkan UNCTAD hari Jumat, (26/1/2024).

Badan Antarpemerintah PBB untuk Perdagangan dan Pembangunan ini menyatakan kekhawatirannya terkait gangguan yang semakin meningkat dalam perdagangan global.

Ketegangan geopolitik di Laut Hitam, serangan baru-baru ini di Laut Merah yang memengaruhi Terusan Suez, dan dampak perubahan iklim pada Terusan Panama, semuanya menjadi perhatian.

"Serangan terhadap arus kapal dagang di Laut Merah, ditambah dengan tantangan geopolitik dan iklim yang sudah ada, menciptakan krisis rumit yang memengaruhi rute perdagangan global utama," ungkap UNCTAD seperti laporan Anadolu, Sabtu, (27/1/2024).

"Tambahan kompleksitas terjadi di Laut Merah akibat serangan yang dipimpin oleh Houthi, yang mengganggu rute perdagangan. Pemain utama di industri shipping menghentikan sementara pelayaran melalui Suez sebagai respons. Perlintasan kapal kontainer per minggu merosot 67%, dengan kapasitas pengangkutan kontainer, transit tanker, dan pengangkut gas mengalami penurunan signifikan," ujarnya.

Menghindari Terusan Suez tidak hanya meningkatkan biaya perjalanan dan jarak tempuh kargo, tetapi juga menaikkan biaya perdagangan, harga pangan dan energi, serta emisi gas rumah kaca.

"Harga pengiriman per hari dan premi asuransi melonjak, meningkatkan biaya transit secara keseluruhan. Kapal terpaksa berlayar lebih cepat untuk mengatasi perubahan rute, menyebabkan lebih banyak bahan bakar digunakan untuk setiap mil laut dan meningkatkan emisi CO2, yang lebih memperburuk masalah lingkungan," kata UNCTAD.

Baca Juga: PBB: Perdagangan Dunia Terguncang akibat Krisis Laut Merah, Ukraina, dan Krisis Air Terusan Panama

Terusan Suez di sektor Ismailiya tahun 2015. Jumlah kapal kontainer dan perdagangan yang melintasi Terusan Suez anjlok sekitar 42% dalam dua bulan terakhir akibat krisis di Gaza, sementara tarif pengiriman naik selama 8 minggu terakhir hingga sewa spot kontainer 40 kaki mencapai hampir $4.000 akibat ketegangan di Laut Merah, seperti diungkapkan UNCTAD hari Jumat, (26/1/2024). (Sumber: AP Photo)

Sementara itu, tarif pengapalan naik selama 8 minggu akibat krisis Laut Merah. Data World Container Index sebut harga pengiriman spot kontainer 40 kaki mencapai hampir $4.000.

Serangan Houthi di Laut Merah mengakibatkan perusahaan pelayaran mengalihkan rute melalui Tanjung Harapan, memperpanjang waktu perjalanan antara 10 hari hingga dua minggu. Ini tidak hanya memperlambat lalu lintas kapal di Laut Merah, tetapi juga memicu lonjakan tarif pengiriman.

Terusan Suez, sebagai jalur terpendek antara Eropa dan Asia, menyumbang sekitar 12% perdagangan global. Namun, peningkatan biaya dan waktu perjalanan akibat serangan Houthi berdampak negatif pada tarif pengiriman.

Indeks komposit kontainer 40 kaki melonjak dari $1.382 pada 30 November menjadi $3.964 pada 25 Januari, mencatat kenaikan 186,8%. Kenaikan tahunan dalam tarif pengiriman mencapai 93,6%, dengan kenaikan 5% minggu demi minggu, menunjukkan tren naik selama delapan minggu.

Sementara Selat Bab-el-Mandeb mengalami penurunan lalu lintas kapal sebesar 59,2%, volume perdagangan di Terusan Suez turun 44% untuk minggu yang sama. Namun, volume perdagangan di Tanjung Harapan meningkat sebesar 55,5%.

Beberapa perusahaan pelayaran besar seperti Maersk, MSC, Hapag-Lloyd, CMA CGM, dan BP menghentikan operasi di wilayah tersebut setelah serangan di Selat Bab-el-Mandeb. Torm dan Shell juga menghentikan operasi di Selat Merah selatan.

QatarEnergy, perusahaan minyak milik negara Qatar, memutuskan untuk mengirim kapal LNG ke Eropa melalui Tanjung Harapan Afrika akibat situasi di Laut Merah. Mereka mengumumkan keterlambatan pengiriman LNG ke Endesa, perusahaan utilitas energi Spanyol, sebesar 10 hingga 12 hari.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu / UNCTAD


TERBARU