Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp6.231 Triliun: Porsi Pemerintah Naik, Swasta Turun
Ekonomi dan bisnis | 15 Januari 2024, 16:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada November 2023 sebesar 400,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp6.231,5 triliun (asumsi kurs Rp15.544).
Jumlah itu naik 2% dibanding November 2022 (year on year/yoy).
Asisten Gubernur Bank Indonesia, Erwin Haryono menjelaskan, kenaikan ULN terutama disebabkan oleh transaksi ULN sektor publik.
"Selain itu, posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global termasuk Rupiah, yang berdampak pada meningkatnya angka statistik ULN Indonesia valuta lainnya dalam satuan dolar AS," kata Erwin dalam keterangan resminya, Senin (15/1/2024).
Erwin merinci, posisi ULN pemerintah di bulan November 2023 sebesar 192,6 miliar dolar AS atau tumbuh 6% (yoy).
Baca Juga: Menakar Rasio Utang Indonesia yang Ideal
Perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan internasional, dalam bentuk Sukuk Global.
Menurut Erwin, hal itu karena sentimen positif kepercayaan pelaku pasar sejalan dengan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.
"Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel," ujarnya.
Ia menjelaskan, pemanfaatan ULN pada November 2023 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas pemerintah dan perlindungan masyarakat.
Sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah tantangan ketidakpastian perekonomian global.
Baca Juga: Cerita Inul Usaha Karaoke Keluarga Sejak Era Sutiyoso, Minta Izin Dibedakan dengan Klub Malam
Dukungan tersebut mencakup antara lain sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,8% dari total ULN pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, jaminan sosial wajib (18,6%), jasa pendidikan (16,7%), dan konstruksi (14,1%), serta jasa keuangan dan asuransi (9,9%).
"Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,8% dari total ULN pemerintah," ucapnya.
Jika ULN pemerintah naik, ULN swasta kembali menurun.
Posisi ULN swasta pada November 2023 tercatat sebesar 196,2 miliar dolar AS atau turun 3,2% dari November 2022 (yoy).
Kontraksi pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 6,1% (yoy) dan 2,5% (yoy).
Baca Juga: Diprotes Inul dan Pengusaha Lainnya soal Pajak Hiburan Naik, Ini Jawaban Sandiaga Uno
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan; jasa keuangan dan asuransi; pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,6% dari total ULN swasta.
"ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,5% terhadap total ULN swasta," sebutnya.
Erwin menegaskan, struktur ULN Indonesia tetap sehat, karena didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
ULN Indonesia, lanjutnya, pada November 2023 tetap terjaga.
Tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 29,3%, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,1% dari total ULN.
Penulis : Dina Karina Editor : Redaksi-Kompas-TV
Sumber :