Hadiri COP-28, Pertamina Tegaskan Komitmen NZE 2060
Energi | 3 Desember 2023, 02:05 WIBBaca Juga: Resmi! Update Harga BBM Pertamina 1 Desember 2023, Pertamax dan Dex Turun Jadi Segini
Selain itu, Pertamina juga memiliki program Biogasoline dengan mencampurkan bioetanol dari tebu, jagung, dan juga singkong ke bensin.
Pertamina akan mulai dengan E5% dan dalam Kebijakan Energi Nasional Indonesia, secara bertahap akan meningkat menjadi E40.
Terkait dengan bahan bakar nabati ini, Pertamina baru saja meluncurkan bahan bakar jet berkelanjutan (Sustainable Efficient Fuel) yang dicampur dengan CPO.
“Jadi, program ini adalah opsi terbaik untuk Indonesia. Ada tiga manfaat utamanya, pertama, kami dapat mengurangi impor bahan bakar melalui biofuel. Kedua, kami dapat mengurangi emisi. Dan yang ketiga adalah menciptakan lapangan kerja di Hulu,”ungkapnya.
Selanjutnya, inisiatif ketiga adalah pengimbangan karbon. Walaupun masih ada bahan bakar fosil, masih ada pembangkit listrik tenaga batubara.
Akan tetapi, Pertamina harus mengurangi emisi melalui Carbon Capture, Utilization, and Storage, serta solusi berbasis NBS (Natural Base Solution) dengan hutan yang dimiliki. Saat ini dengan kapasitas untuk menyerap emisi dari lingkungan global hingga 15%.
Dalam menjalankan berbagai inisiatif tersebut, lanjut Nicke, Pertamina menghadapi empat tantangan, yang pertama adalah kerangka regulasi untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan.
Tantangan kedua terkait teknologi. Indonesia memerlukan teknologi untuk semua sumber daya alam yang melimpah dan dapat diproduksi menjadi energi.
Baca Juga: 20 Ribu Orang Berpartisipasi di Pertamina Eco Run 2023 dengan Tema 'Sustainable Living'
Selain itu ada tantangan keuangan yang harus dihadapi. Indonesia memerlukan pendanaan terutama untuk tahap awal pengembangan, penelitian, dan pengembangan.
Dan tantangan yang terakhir adalah pembangunan kemampuan dan kapasitas.
“Ada empat tantangan dan kami percaya bahwa kami membutuhkan kolaborasi global tentang bagaimana kita dapat mengatasi tantangan ini terutama dukungan dari pemerintah,” terang Nicke.
Hal senada sebelumnya juga diutarakan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jisman P. Hutajulu.
Ia pun lantas mengajak seluruh pemangku kepentingan turut andil mendorong transisi energi dengan memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT).
“Pengembangan EBT dalam transisi energi ini adalah untuk jangka panjang,” kata Jisman di sela diskusi bertema “Increasing Ambitions in Renewable Energy Targets for NDC Acceleration”, Kamis (30/11/2023).
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Baca Juga: Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk SMA/SMK, D1 hingga S1, Usia 45 Tahun Bisa Daftar
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV