BI Catat Uang Beredar di Masyarakat pada Oktober 2023 Capai Rp8.505,4 T
Perbankan | 27 November 2023, 15:25 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober 2023 sebesar Rp8.505,4 triliun. Jumlah itu tumbuh 3,4 persen dibandingkan Oktober 2022.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, kenaikan jumlah uang beredar terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit.
"Penyaluran kredit pada Oktober 2023 tumbuh sebesar 8,7 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya," kata Erwin.
Ia menyampaikan, kredit yang diberikan hanya dalam bentuk pinjaman (loans) dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman. Seperti surat berharga (debt securities), tagihan akseptasi (banker's acceptances), dan tagihan repo.
Baca Juga: Sambut Natal dan Tahun Baru, BRI Siapkan Uang Tunai Rp25,2 T
"Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank umum yang berkedudukan di luar negeri, dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk," ujarnya.
Adapun M2 terdiri dari uang beredar dalam arti sempit (M1) ditambah uang kuasi dan surat berharga selain saham yang diterbitkan bank.
Sedangkan M1 terdiri dari uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral, termasuk uang elektronik dan tabungan yang dapat ditarik sewaktu-waktu.
Baca Juga: Batas Waktunya Diundur, Ini Cara Aktivasi NIK dengan NPWP
Sementara uang kuasi terdiri dari simpanan berjangka dan tabungan lainnya (rupiah dan valas) serta simpanan giro valuta asing.
Pada Oktober 2023, uang kuasi dengan pangsa 44,5 persen dari M2 tercatat sebesar Rp3.787,3 triliun. Pertumbuhan uang kuasi terutama dikontribusikan oleh simpanan berjangka yang tumbuh 6,4 persen (yoy) pada Oktober 2023, setelah tumbuh 6,9 persen pada September 2023.
Baca Juga: Masuk Jajaran Upah Tertinggi di RI, Ini Usulan UMK 2024 Kab. Bekasi dan Kab. Karawang
Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 4,9 persen (yoy), setelah tumbuh sebesar 6 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
Sementara tagihan bersih kepada pemerintah pusat terkontraksi sebesar 8,8 persen (yoy), setelah tumbuh sebesar 13,2 persen (yoy) pada September 2023.
Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : KOMPAS TV