Saat Jokowi Bicara soal Anak Muda yang Suka Kerja Lapangan, Kunci Keberlanjutan Program Ekonomi
Ekonomi dan bisnis | 24 Oktober 2023, 13:43 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara tentang anak-anak muda yang menyukai kerja lapangan.
Kerja-kerja lapangan inilah yang menurut Jokowi menjadi kunci keberhasilan kelanjutan program ekonomi.
Hal itu ia sampaikan saat berbicara di depan para pengusaha, investor, dan tokoh ekonomi di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Awalnya Jokowi menjelaskan, jika arah kebijakan ekonomi Indonesia di masa depan sudah jelas. Program hilirisasi misalnya.
“Negara kitai tu arah ke depannya sudah jelas apa yang harus dilakukan, apa yang harus dikerjakan, semua sudah ada. Hilirisasi misalnya,” kata Jokowi seperti dikutip dari Breaking News Kompas TV.
Baca Juga: Bicara di Depan Pengusaha dan Investor, Jokowi Sebut Kondisi Dunia saat Ini Makin Tidak Jelas
“Peta jalan untuk minerbanya seperti apa setelah disetop nikel, disetop tembaga, disetop bauksit, disetop timah, lalu dilanjutkan hilirisasi perkebunan, pertanian, kelautan, semuanya peta jalan sudah jelas,” tambahnya.
Kemudian ia menekankan, kunci keberlanjutan pembangunan bukan di rencana kebijakan makronya.
Tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mengawal implementasinya di lapangan.
“Kerja sekali itu enggak bisa. Kerja detil, dicek yang detil. Kerja lapangan, diawasi dan dicek di lapangan, artinya kerja mikro sangat penting. Debottlenecking diselesaikan,” ucapnya.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Siapkan Paket Kebijakan untuk Hadapi Pelemahan Rupiah, Inflasi, hingga El Nino
“Ini biasanya yang seneng kerja di lapangan ini anak-anak muda. Kawal di lapangan, awasi di lapangan sehingga sesuai betul dengan awal kebijakan policy yang sudah kita putuskan,” imbuhnya.
Ia pun mencontohkan bagaimana saat harus mengambil keputusan Pembangunan MRT Jakarta, saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI.
Jokowi bilang, MRT Jakarta sebenarnya sudah direncanakan sejak puluhan tahun lalu.
Namun tak pernah dibangun karena berdasarkan perhitungan proyek itu selalu rugi.
“Dikalkulasi, rugi. Dihitung lagi, rugi. Bapak Ibu sekalian, memutuskan seperti itu adalah keputusan politik bukan keputusan ekonomi di perusahaan. Dihitung untung rugi boleh, tapi kalau mikir rugi terus apa kita akan enggak bangun MRT. Begitu juga LRT,” tuturnya.
Baca Juga: Pj Gubernur Jabar Surati Pemprov Jateng: Minta ASN Terbang dari Bandara Kertajati Majalengka
Setelah memutuskan membangun MRT Jakarta, Jokowi pun mencari cara bagaimana menutup kerugian akibat proyek itu.
Ia mengeklaim kerugian akibat MRT bisa ditutupi dengan penerapan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) di Jakarta. Meskipun sampai saat ini, ERP belum juga diterapkan.
Penulis : Dina Karina Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV