DPR Minta Investor di Rempang Serap Pekerja Lokal dan Pakai Bahasa yang Mudah Dimengerti
Ekonomi dan bisnis | 2 Oktober 2023, 18:02 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Anggota Komisi VI DPR RI, Nevi Zuairina mengingatkan pemerintah agar setiap investasi asing yang masuk ke Indonesia dapat benar-benar menyerap tenaga kerja lokal.
Termasuk dengan penggunaan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat di Indonesia.
Hal ini terkait proyek Rempang Eco City yang menimbulkan konflik dengan masyarakat.
Salah satu investornya adalah perusahaan Xinyi dari China, yang akan membangun pabrik kaca.
"Terutama Xinyi ini dari Cina, pak, itu memang boleh kita menggunakan bahasa apa saja, tapi tentu kalau kita lihat Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia itu kan yang biasa kita pakai ya, untuk kita ada investasi ya luar negeri, tapi kalau Bahasa Cina untuk teman-teman pegawai susah juga pak," kata Nevi saat rapat bersama Menteri Investasi Bahlil Lahadalia di Gedung DPR, Jakarta, Senin (2/10/2023).
"Jadi masyarakat kita belum terbiasa untuk menggunakan Bahasa Cina. itu diperhatikan juga pak," tambahnya.
Baca Juga: Menteri Bahlil Hanya Temui Warga Rempang yang Setuju Relokasi? | ROSI
Nevi juga meminta Bahlil untuk dapat meminimalisir konflik yang terjadi dari adanya Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut.
Ia menilai, konflik yang terjadi di Rempang menggambarkan belum siapnya pemerintah dalam menjalankan PSN.
"Memang betul-betul kita harus memastikan bahwa ini konfliknya harus diminimalisir dan tentu kita yakin dan percaya, baik Kementerian Investasi dan Pak Rudi BP Batam pasti sudah punya mekanisme yang sudah dimiliki sebelumnya untuk terkait perencanaan investasi," ujar Nevi seperti dikutip dari laman resmi DPR.
Senada, Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus berharap, Kementerian Investasi dapat belajar dari konflik di Rempang.
Menurutnya, konflik akibat investasi bukan sesuatu yang baru terjadi.
Banyak investasi yang akhirnya menimbulkan perlawanan dan penolakan.
Penulis : Dina Karina Editor : Deni-Muliya
Sumber :