Teten Masduki soal TikTok Shop: Mana Bisa Menteri Koperasi Tutup TikTok?
Ekonomi dan bisnis | 21 September 2023, 19:18 WIBIa menekankan, pihaknya tidak anti-investasi asing dan perkembangan teknologi. Tapi, perizinannya harus diatur agar memberikan manfaat optimal untuk pelaku usaha dalam negeri.
"Saya bukan anti-investasi asing di dalam digital ekonomi itu. Bukan. Jangan dijadikan tafsir itu. Justru kita, pemerintah sedang terus memperbaiki perizinan, memperbaiki kemudahan usaha karena ingin Indonesia itu menjadi negara yang paling atraktif untuk investasi," terangnya.
Teten juga sudah bertemu dengan Asosiasi Pengusaha Logistic E-Commerce (APLE) dan Asosiasi Logistik Digital Economy Indonesia (ALDEI). Kedua asosiasi itu melaporkan maraknya produk impor yang diduga ilegal masuk ke e-commerce atau lokapasar.
“Saat ini marak ditemukan banyak barang-barang impor yang diperjualbelikan dengan sangat murah di platform marketplace lokal maupun di socio-commerce yang dapat dipastikan barang tersebut bukanlah barang crossborder,” kata Ketua Asosiasi APLE Sonny Harsono dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/9).
Baca Juga: Pedagang Tanah Abang Sebut Diskon dan Promo Ongkir Tiktok Bagai “Mafia”
Sonny menyampaikan, barang-barang impor yang dijual sangat murah bisa dipastikan diimpor dengan cara yang tidak benar. Indikatornya sederhana, kata dia. Yakni dari ongkos logistik.
“Banyak barang masuk secara ilegal dari jalur laut dengan ongkos kirim cukup murah berkisar 500 dolar AS per 1 kontainer atau setara dengan 0,001 dolar AS per barang. Padahal jika menggunakan jalur resmi dikenakan ongkos kirim mencapai 6-8 dolar AS per kilogram,” paparnya.
Impor yang tidak bisa dipertanggungjawabkan itu sangat mungkin terjadi, lantaran wilayah Indonesia yang sangat luas menyulitkan pengawasan barang impor.
Sonny pun mengusulkan adanya logistik hub yang berada di sisi barat, yakni di Pulau Batam dan sisi timur di Sorong Papua agar lebih mudah dalam pengawasan.
Penulis : Dina Karina Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Antara