> >

Viral! Cerita Korban Pinjol Legal Alami Teror Debt Collector hingga Bunuh Diri, Dapat Orderan Fiktif

Keuangan | 20 September 2023, 13:00 WIB
Ilustrasi pinjol. Cerita korban pinjaman online (pinjol) legal, AdaKami, mengakhiri hidupnya sendiri usai diteror oleh debt collector (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Viral di media sosial sebuah postingan yang menyampaikan cerita korban pinjaman online (pinjol) legal, AdaKami, mengakhiri hidupnya sendiri usai diteror oleh debt collector.

Postingan itu diunggah oleh akun X (Twitter) @rakyatvspinjol pada Minggu (17/9/2023). Tagar #AdaKami dan #bubarkanadakami pun menjadi trending topic pada Selasa (19/9) malam.

Korban merupakan seorang pegawai honorer di salah satu kantor pemerintahan dan memiliki anak perempuan berusia 3 tahun. Kala itu, korban meminjam uang di AdaKami sebesar Rp9,4 juta.

K (korban) meminjam uang di AdaKami sebesar 9,4 juta dan harus mengembalikan 18 jutaan hampir 19 juta,” ungkap @rakyatvspinjol. 

Baca Juga: Setelah Pinjol Terbitlah Pinjaman Pribadi, Ini Kata OJK soal Bahayanya

Sampai ketika K kesulitan melakukan pembayaran dan mengalami telat bayar, teror debt collector pun mulai muncul. Debt collector sampai menelepon ke pihak kantor. Hal itu mengganggu kinerja operator kantor hingga K dipecat. 

Disebutkan bahwa K yang merupakan seorang laki-laki, berusaha untuk menutupi masalah yang dihadapi dari keluarga. Dia hanya bilang bahwa kontraknya tidak diperpanjang.

Keluarga sempat membantu keuangan K tanpa mengetahui masalah yang sebenarnya terjadi. Namun, sang istri dan anak memilih pulang ke rumah orang tua.

Baca Juga: Menkominfo Sebut Judi Online dan Pinjol Ilegal "Adik-Kakak": Dampaknya Sangat Buruk

Teror Order Fiktif

Teror order fiktif makanan pesan antar dari GoFood pun mulai terjadi. Pengunggah mengatakan bahwa ada 5-6 order fiktif yang datang ke rumah K dalam satu hari.

Driver ojol kadang ada yang mengerti kalau itu order fiktif, namun ada juga yang ngotot disuruh bayar,” jelas pengunggah.

Terkadang, tetangga K juga berbaik hati mau mengambil dan membayar orderan fiktif tersebut. Sayangnya, hal itu terjadi hampir setiap hari sehingga tetangga tak dapat terus menerus membantu.

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU