> >

Transaksi BRILink Capai Rp1.400 T per Tahun, BRI Masih Ogah Jadi Full Digital

Perbankan | 16 September 2023, 18:25 WIB
Direktur Utama BRI Sunarso dalam media gathering di Jakarta, Jumat (15/9/2023). BRI melakukan transformasi digital dan menjalankan bisnisnya secara hibrida, tapi masih enggan mengubah diri menjadi full digital. (Sumber: Dok. BRI)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Meningkatnya transaksi keuangan secara online membuat bank digital bermunculan. Bank digital sepenuhnya menjalankan bisnis mereka secara online, termasuk dalam melayani transaksi keuangan nasabah.

Sebut saja Bank Jago yang didirikan taipan Jerry Ng dan Allo Bank milik konglomerat Chairul Tanjung. 

Bank konvensional juga sudah mulai menjalankan bisnis mereka secara hibrida, dengan mengembangkan layanan online dan transaksi tatap muka di kantor cabang. Seperti yang dilakukan Bank BRI. 

Namun BRI masih enggan mengubah model operasional dan bisnisnya menjadi fully digital. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pilihan BRI untuk tidak beralih menjadi fully digital tak lepas karena kondisi masyarakat Indonesia yang sebagian besar masih senang bertransaksi menggunakan uang tunai. 

“Bila memang masyarakatnya belum fully digital, ya kita gak bisa mendigitalkan. Maka itu, bila kita fully digital-kan, gak akan jalan,” kata Sunarso dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.tv, Sabtu (16/9/2023). 

Baca Juga: Resmi Tidak Naik, Ini Rincian Tarif Listrik Oktober-Desember 2023

“Agen BRILink kita setahun volume transaksinya mencapai Rp1.300-1.400 triliun. Hal ini adalah bukti bahwa masyarakat kita masih banyak yang senang bertransaksi pakai cash dan kemudian lewat agen. Kalau kita fully digital-kan semua, terus mereka siapa yang layani?" tambahnya. 

Ia menyatakan BRI telah memiliki strategi untuk menyasar masyarakat yang masih gemar bertransaksi secara tunai. Namun di sisi lain, dapat terus melayani masyarakat yang sudah gemar bertransaksi secara digital.

“Apa yang kita kerjakan sekarang, itulah yang kita sebut Hybrid Bank Strategy. Dan Hybrid Bank Strategy itu yang paling sederhana adalah agen. Karena agen (BRILink) itu untuk menjawab karakteristik nasabah mikro. Mereka ternyata lebih senang berbank lewat agen daripada langsung datang ke bank,” jelas Sunarso.

Baca Juga: Cara Beli Tiket Online Objek Wisata Taman Mini Indonesia Indah

Di sisi lain, BRI juga terus memperkuat aplikasi digital banking yang disebut BRImo. 

“BRImo sekarang user-nya (penggunanya) mencapai 27,8 juta, dan nilai transaksi BRImo sekarang sudah tumbuh 76,3%. Artinya transaksi lewat BRImo itu sudah mencapai Rp1.896 triliun," katanya.

"BRImo bisa kita pakai untuk apa saja. Mulai dari bangun tidur sampe tidur di malam hari. Kebutuhan transaksi bisa dilayani pakai BRImo dengan lebih dari 100 fitur di dalamnya,” imbuhnya.

Adapun jumlah pengguna BRImo disebut tumbuh sekitar 50,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari sebelumnya sebanyak 18,5 juta pengguna menjadi 27,8 juta.

Baca Juga: Waspada Penipuan Scan Barcode Dapat Saldo E-Toll 500 Ribu di Gerbang Tol

Sementara nilai transaksi BRImo tumbuh sekitar 76,3 persen menjadi Rp1.896 triliun pada semester I 2023 dari Rp1.075,5 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Kemudian, transaksi keuangan melalui BRImo pada 6 bulan pertama tahun ini mencapai 1.377,6 miliar kali. Angka tersebut bertumbuh sekitar 89,6 persen yoy dari sebelumnya, 726,4 miliar kali.

“Karena itu, tidak gampang membuat produk BRImo. Tapi terbukti sangat dibutuhkan masyarakat. Hal ini menjadi salah satu keberhasilan transformasi digital BRI,” ucap Sunarso.

 

Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : KOMPAS TV


TERBARU