Sering Bahas Krisis Pangan hingga Energi, Jokowi: Bukan Nakuti, Tapi Cari Solusi
Ekonomi dan bisnis | 15 September 2023, 21:10 WIBBaca Juga: Pabrik Baterai Listrik Hyundai LG di Karawang Mulai Percobaan Produksi, Terbesar di Asia Tenggara
"Dari Ukraina saya ke Rusia, bicara dengan Presiden Putin, tiga jam saya berbicara. Akhirnya keluar lagi angka, “Presiden Jokowi, di Rusia ini ada 130 juta ton gandum berhenti.” Artinya, ada total 207 juta ton gandum berhenti di Ukraina dan di Rusia. Terus kalau berhenti, yang biasanya diekspor, makan apa?," sambungnya.
Akibat tertahannya pasokan gandum di Ukraina dan Rusia, harga gandum di Eropa, Asia hingga Afrika naik.
Hal itu kini terjadi pada komoditas pangan beras. Kemarau dan El Nino membuat cadangan beras negara-negara produsennya menurun. Sehingga mereka menyetop ekspor beras.
"Lebih repotnya lagi, ditambah lagi kemudian 19 negara sudah membatasi ekspor pangan, menyelamatkan rakyatnya sendiri-sendiri. India baru saja setop ekspor beras, akibatnya harga beras naik di semua negara," jelasnya.
"Kita mau memperbesar cadangan strategis beras kita, mau impor juga barangnya sulit didapatkan. Tidak seperti yang lalu-lalu nyodorin barangnya, “Pak ini dibeli, Pak ini dibeli, Pak ini.” Sekarang mencarinya sangat sulit, karena ingin menyelamatkan rakyatnya sendiri-sendiri, memberi makan rakyatnya sendiri-sendiri," tambah Jokowi.
Baca Juga: Jokowi Sebut RI Merajai Industri Furnitur di Era 90an, Sekarang Kalah dari Vietnam dan Malaysia
Jokowi lalu meminta Rektor IPB untuk menyiapkan lembaga yang dipimpinnya untuk menjawab tantangan krisis pangan.
"Nah, ini tugasnya IPB, Pak Rektor. Urusan pangan ini, sudah serahkan ke IPB, insyaallah rampung. Saya tunggu apa antisipasi kita, rencana dan pelaksanaannya harus seperti apa," ucapnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV