Hampir Dua Pekan LRT Jabodebek Beroperasi, Kemenhub Terus Evaluasi Empat Gangguan Utama
Ekonomi dan bisnis | 8 September 2023, 13:16 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus melakukan evaluasi setelah menerima laporan empat gangguan utama pada operasional Lintas Raya Terpadu atau LRT Jabodebek. Empat gangguan utama itu paling sering terjadi sejak LRT Jabodebek pertama kali dioperasikan pada Senin, 28 Agustus 2023.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan saat ini proses tindak lanjut oleh para pemangku kepentingan terkait masih terus berlangsung di bawah pengawasan Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA).
"Ada empat gangguan utama yang telah kami terima laporannya, yaitu terkait pintu kereta, layar informasi penumpang, kelistrikan hingga sistem operasi yang tengah ditangani oleh INKA, Divisi LRT Jabodebek dari PT KAI serta stakeholder terkait, dan ditargetkan selesai awal September hingga akhir Oktober," kata Adita dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/9/2023).
Baca Juga: Tarif LRT Jabodebek Rp5.000 sampai Akhir September, Dilanjut Promo Maksimal Rp 20.000 Mulai Oktober
Hingga Rabu (6/9) sore, jumlah penumpang yang telah dilayani oleh LRT Jabodebek mencapai 331.947 orang.
"Alhamdulillah sejauh ini feedback yang kami terima relatif positif, meski ada beberapa catatan yang perlu kami evaluasi terkait operasional LRT Jabodebek," ujar Adita.
Saat ini, terdapat 12 rangkaian kereta (trainset) yang dioperasikan dan siap melayani penumpang. Jumlah rangkaian kereta itu secara bertahap akan ditambah hingga keseluruhan rangkaian kereta yang dioperasikan sebanyak 31.
Dengan formasi 27 rangkaian dioperasikan untuk melayani penumpang, dua rangkaian menjalani perawatan berat, dan dua disiagakan sebagai cadangan.
Baca Juga: Jawaban Menteri BUMN Erick Thohir Terkait Gangguan LRT Jabodebek Keluhan Masyarakat
"Dengan jumlah rangkaian tersebut, untuk saat ini LRT Jabodebek akan dioperasikan dari pukul 05.00 WIB hingga 18.58 WIB dengan headway 10-20 menit," ujarnya.
Ia optimistis ke depan LRT Jabodebek dapat dioperasikan sesuai dengan pola operasi ideal yakni dengan jam operasi lebih lama dan headway hingga 4-8 menit ketika keseluruhan rangkaian kereta sudah dijalankan secara bertahap, sehingga masyarakat diharapkan dapat terus memantau jadwal LRT Jabodebek.
Adapun terkait tarif promosi yang diberlakukan oleh Kemenhub, ia menjelaskan, promo tersebut masih berlaku hingga 30 September 2023.
Dengan adanya promo, masyarakat hanya akan dikenakan tarif dasar sebesar Rp5.000 untuk seluruh lintas pelayanan.
Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin akan Perjuangkan Zakat Bisa jadi Pengurang Pajak di Aceh, Agar Tak Bayar Dobel
"Setelah September ini, kami akan berlakukan skema tarif maksimal Rp20.000 untuk seluruh lintas pelayanan, namun tetap kami buka opsi untuk pemberlakuan promo dengan skema lain jika ada masukan lebih lanjut," tuturnya.
Ia pun mengharapkan subsidi public service obligation (PSO) dan tarif promo yang diberikan oleh Kemenhub untuk tarif LRT Jabodebek dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.
"Semoga kehadiran LRT Jabodebek dengan tarif yang sudah disubsidi ini dapat memberikan alternatif moda transportasi kepada masyarakat, sehingga tidak bergantung kepada kendaraan pribadi," katanya.
Sebelumnya, Ketua Institut Studi Transportasi (INSTRAN) Darmaningtyas mengatakan LRT Jabodebek dalam masa operasional dengan tarif promo ini memang disambut antusias oleh masyarakat.
Baca Juga: Viral Mobil Polisi Terobos dan Hampir Serempet Rombongan Delegasi KTT ASEAN, Ini Kata Polda Metro
Menurut Darmaningtyas, meski dari segi potensi demand LRT Jabodebek cukup tinggi, dengan adanya gangguan-gangguan yang terjadi, LRT Jabodebek harus bisa menjaga keandalan sarananya seperti pemberhentian di beberapa stasiun yang lebih dari 1-2 menit tanpa diketahui penyebabnya.
Kemudian menjelang kereta masuk ke stasiun, kata dia, sebaiknya ada penjelasan pula pintu sebelah kiri atau kanan yang akan dibuka.
"Sebaiknya waktu berhenti ini bisa diminimalkan (tidak lebih dari 1-2 menit)," katanya, Sabtu (3/9/2023), dikutip dari Kompas.id.
"Di beberapa stasiun, terutama sore hari, ketika banyak penumpang yang belum familier, mereka bingung, yang dibuka sebelah kiri atau kanan," sambungnya.
Baca Juga: Begini Tanggapan Pengamat soal KTT ASEAN Hasilkan Kesepakatan 93 Proyek Rp 600 T
Ia juga mengingatkan, tempat duduk LRT tidak sebanyak KRL. Padahal menurutnya, masih ada ruang sisa untuk penambahan kursi agar bisa diduduki oleh 5 sampai 6 orang.
"Bila kursi panjang KRL itu bisa untuk 7-8 orang, LRT hanya 4-5 orang. Padahal, ruangnya masih memungkinkan untuk dibuat menjadi 5-6 orang agar lebih banyak orang yang bisa duduk," katanya.
Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV