Beras Masih Mahal, DPR Minta Jokowi Evaluasi Pengendalian Harga dan Beri Insentif Petani
Ekonomi dan bisnis | 7 September 2023, 07:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mendesak pemerintah mengkaji kembali efektivitas program-program yang telah diimplementasikan dalam upaya mengendalikan harga beras.
Pasalnya harga beras saat ini naik di 85 kabupaten/kota.
“Kenaikan harga beras adalah salah satu isu ekonomi yang sangat memengaruhi kesejahteraan rakyat. Kepastian harga dan ketersediaan beras adalah hak masyarakat yang harus dilindungi,” kata Daniel Johan dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Ia meminta pemerintah memastikan bahwa praktik bisnis di pasar beras berjalan sesuai dengan regulasi yang ada, dan harga yang adil bagi konsumen.
Salah satu program yang mendapat perhatian khusus adalah Program Pangan Nasional (Papannas). Program ini dirancang untuk mengamankan pasokan pangan, termasuk beras, dan menjaga stabilitas harga beras di pasar.
Baca Juga: Kabar Gembira Bun, Bulog Mau Jual Beras Premium Kemasan 1 Kg Seharga Rp9.450
Namun kenaikan harga beras yang masih terjadi mengindikasikan perlunya evaluasi mendalam terhadap implementasi Papannas.
Maka DPR menilai perlu ada pengkajian ulang mengenai efektivitas Papannas dan program-program sejenisnya.
“Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa program-program ini benar-benar memberikan manfaat yang diharapkan kepada masyarakat,” ujar Daniel.
Ia juga mendorong Pemerintah memprioritaskan produksi dalam negeri, sehingga Indonesia tidak bergantung dari hasil impor beras dari negara lain.
Pemerintah juga perlu memberikan insentif khusus bagi para petani, yang mengalami gagal panen akibat kemarau berkepanjangan.
Baca Juga: Pemerintah Berencana Percepat Penyaluran Bantuan Pangan Beras, dari Oktober ke September
Ia menilai, gagal panen memberikan dampak yang luas bagi perekonomian negara. Terlebih kini tengah terjadi kenaikan harga beras di banyak daerah.
"Kerugian yang ditimbulkan akibat gagal panen cukup besar sehingga petani kesulitan untuk menanami kembali lahan pertaniannya karena tidak ada modal,” ucapnya.
Ia mengungkap, kekeringan akibat musim kemarau mulai berdampak pada lahan pertanian di sejumlah wilayah, salah satunya di Kabupaten Sukabumi. Belasan hektare lahan pertanian di Sukabumi terancam gagal panen akibat kekeringan, khususnya yang berada di Kecamatan Jampangtengah.
Selain itu, bencana kekeringan juga terjadi pada lahan pertanian di Kabupaten Bekasi. Di mana lahan yang terdampak sebanyak 16.353 hektare dan lahan terancam seluas 3.618,5 hektare.
Sementara itu berdasarkan data BPBD Kabupaten Bekasi, kekeringan melanda di 10 kecamatan serta 32 desa.
Baca Juga: Pasokan Berkurang, Mendagri Minta Pemda Jaga Stabilitas Harga Beras
“Seluruh petani di Kalimantan Barat juga was-was gagal panen karena kondisi kemarau kali ini cukup parah. Sehingga memang dibutuhkan afirmatif dari pemerintah,” tuturnya.
Ia juga mendorong pemerintah meningkatkan infrastruktur irigasi. Dengan begitu, produksi pertanian tetap kuat meski mengalami musim kemarau yang panjang.
"Investasi dalam infrastruktur irigasi yang lebih baik telah membantu petani dalam menghadapi musim kemarau yang semakin panjang dan parah. Ini adalah langkah proaktif yang sangat diperlukan untuk menjaga ketahanan pangan wilayah ini," kata Daniel.
Daniel juga meminta pemerintah mengantisipasi dampak kekeringan yang kini tengah melanda sejumlah daerah dan menyulitkan masyarakat. Salah satunya dengan membuat sumur bor dan memberikan bantuan pompa.
Lantaran kekeringan bukan hanya mengancam ketahanan pangan tetapi juga mengganggu ketersediaan air bersih.
Baca Juga: Buwas Minta Warga Tak Panic Buying dan Timbun Beras, Bulog Sediakan Beras Premium Rp47.500 per 5 Kg
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, kenaikan harga beras yang terjadi saat ini, bukan karena tidak adanya stok. Tetapi karena produksi dalam negeri yang memang belum mencukupi.
"Kalau beras itu kuncinya ada diproduksi, bahkan penggiling padi saat ini sangat perlu pasokan, karena memang tidak ada bahannya," kata Arief seperti dikutip dari Antara.
Ia menuturkan, saat ini stok cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai 1,52 juta ton dan akan didatangkan kembali sebanyak 400 ribu ton hingga akhir tahun untuk memastikan ketahanan pangan.
"InsyaAllah aman (stok cadangan beras), kami jaga," ucapnya.
Baca Juga: Pedagang Sulit Cari Stok Beras saat Harga Tinggi, Ikappi: Kami Sangat Kecewa dengan Pemerintah
Ia menjelaskan, Bapanas sejak awal 2023 merencanakan untuk pengadaan beras yang dilakukan Perum Bulog. Hal itu menurut dia, bertujuan untuk menjaga stabilitas pangan dan mencegah terjadinya kelangkaan.
Menurut dia, Bapanas mendapat perintah dari Presiden Joko Widodo untuk mendistribusikan bantuan beras kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dengan masing-masing KPM mendapatkan sebanyak 10 kilogram beras selama tiga bulan.
"Ada 640 ribu ton beras yang didistribusikan untuk bantuan sesuai perintah Presiden," tuturnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :