Erick Thohir Sebut Akses Jalan Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Karawang Telat 6 Bulan
Ekonomi dan bisnis | 8 Agustus 2023, 08:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pembangunan akses jalan dari dan menuju Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB)di Karawang akan mundur 6 bulan. Sehingga, sebelum akses jalan itu jadi, KCJB tidak akan berhenti di Stasiun Karawang.
Erick menilai di kawasan Karawang sudah banyak perumahan bagus, sehingga tinggal mencari akses ke jalan tol menuju Stasiun Karawang.
"Kan makanya kita putusin, bahwa namanya juga Jakarta-Bandung. Di mana titiknya, Padalarang dengan Tegalluar, ya itu yang kita lakukan dulu. Yang di Karawang bisa delay 6 bulan, orang kita mau Jakarta-Bandung kok," kata Erick di Indonesia Arena di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Senin (7/8/2023).
"Tetapi kalau melihat di Karawang itu perumahannya semuanya pada bagus, tinggal cari aksesnya yang masuk ke jalan tol," tambahnya.
Sebelumnya, Wamen BUMN Kartika Wiroatmodjo mengungkap akses jalan Stasiun Karawang baru dibikin saat KCJB sudah selesai dibangun.
Erick menyebut, pihaknya bukan yang menentukan titik pemberhentian dan membuat Stasiun Karawang. Tapi ia memastikan akan mengawal proyek itu sampai selesai.
Baca Juga: Erick Thohir soal LRT Melaju Hanya 20 Km/Jam saat Belok: Kalau Cepat Penumpangnya Miring Semua
"Terus kalau ditanya yang salah Pak Erick Thohir, ya enggak tahu, dulu yang bikin Karawang, Tegalluar, saha (siapa)? Cuman kita harus selesaikan," ucapnya.
Tapi Erick menegaskan, persoalan akses jalan Stasiun Karawang ini tidak akan mengganggu operasional kereta cepat. Karena kereta untuk sementara tidak akan berhenti di Karawang dan fokus ke Jakarta-Bandung.
"Enggak lah (ganggu operasional). Kan Jakarta-Bandung, bukan Jakarta Karawang. Jakarta-Bandung selesai, iya Jakarta-Bandung kan. Ini bukan menyiasati," tuturnya.
"Kan makanya kita putusin, bahwa namanya juga Jakarta-Bandung. Di mana titiknya, Padalarang dengan Tegalluar. Ya itu yang kita lakukan dulu," lanjutnya.
Diberitakan Kompas.TV sebelumnya, Wakil BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkap, jika akses jalan dari dan menuju stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung belum selesai dibangun, meski rangkaian kereta sudah diuji coba dan ditargetkan beroperasi pada Agustus-September 2023 ini.
Baca Juga: Duh, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Segera Beroperasi, tapi Akses ke Stasiun Baru Dibangun
"Dengan PMO (project management office) yang demikian kompleks, ini missed satu hal, November tahun lalu saya baru sadar, kita lupa mikirin akses stasiun. Ini saya sebel juga waktu kemarin sama anak-anak KAI, jadi akses stasiunnya itu belum dipikirin, tidak ada akses jalan ke tol sama jalan besar," tutur pria yang akrab disapa Tiko itu dalam acara "InJourney Talks", Selasa (1/8/2023).
Misalnya di Stasiun Karawang dan Padalarang, yang saat ini akses jalannya sedang dibangun. Pembangunan itu baru berlangsung saat KCJB sudah akan beroperasi dan diperkirakan selesai akhir 2023.
"Ini makanya Karawang sama Padalarang baru akhir tahun, karena di Karawang itu kalau kita buka stasiunnya di depannya, tidak ada jalan," ujar Tiko.
Jokowi dikabarkan akan meresmikan KCJB pada 18 Agustus 2023 bersamaan dengan LRT Jabodebek. Tapi kata Tiko, Jokowi akan menjajal kereta cepat pada 1 September 2023. Lalu diresmikannya baru tanggal 6 September 2023, bersama dengan Perdana Menteri China Xi Jin Ping.
Sehingga, meski sudah diresmikan, akses jalan ke stasiun kereta cepat masih ada yang belum selesai. Tiko bahkan menyebut hal iti sebagai kebodohan.
Baca Juga: Jokowi: MRT, LRT, Kereta Cepat Baru Pertama Kali Ada di Indonesia, Kalau Ada Kekurangan Wajar
"Ini stupid juga, kok bisa kelewatan. Stasiun jadi, kereta ada, tapi belum dibikin jalan di depannya. Itu bisa kelewatan juga. Saya bilang ini gimana perencananya, masa jalan enggak ada, baru sekarang mau dibangun," ucap Tiko.
Dalam kasus ini, akses jalan menuju stasiun menjadi titik buta atau blind spot dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Menurutnya, hal itu sebenarnya sering terjadi saat menggarap proyek besar.
Tapi seharusnya bisa diatasi dengan koordinasi tim yang terlibat di dalamnya.
"Nah tim itu, kalau yang sehat saling mengingatkan, ini ada yang kelupaan, ada yang belum. Nah ini penting," lanjutnya.
Ia juga membeberkan, sebenarnya proyek ini hampir mangkrak di 2019, saat pertama kali ia ditugaskan Menteri BUMN Erick Thohir mengawal proyek ini.
Upaya yang dilakukan saat itu adalah dengan negosiasi ulang dengan pihak China mengenai pembiayaan. Lantaran proyek ini dikerjakan olej BUMN Indonesia dan gabungan perusahaan China.
Baca Juga: Mengenal Indonesia Arena, Stadion Indoor Multifungsi yang Buat FIBA Terkagum-kagum
"Saya harus menyelesaikan barang ini yang waktu itu di 2019 nyaris mangkrak. Lalu dipetakan lagi supaya barang ini jalan dan akhirnya beroperasi bagaimana pun caranya," ungkap Tiko.
Kemudian dilakukan juga penanganan konstruksi terowongan yang ambrol. Lokasinya ada di ujung daerah Padalarang
"Tiap kali dibor, ambrol lagi, dibor ambrol lagi. Akhirnya sama China diskusi panjang lebar dan meng-create bor baru. Jadi dia sambil bor, dia bisa sambil ngecor," sambungnya.
Ia mengatakan banyak pihak yang terlibat dalam proyek ini. Ada yang mengurusi pembangunan rel sampai menghitung biaya pembangunan yang membengkak.
"Jadi kita bikin PMO besar dengan berbagai komponennya, ada yang ngurusi mengenai civil works-nya, sarananya, stasiunnya, integrasi teknologinya, negosiasi keuangan dengan China, mengubah Perpres," ujar Tiko.
"Jadi dalam 3,5 tahun, dari kondisi mangkrak sekarang akan beroperasi, dengan berbagai macam tantangan," tandasnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber :