> >

Pengguna Motor Listrik Kini Bisa Bertukar Baterai dan Charger Meski Berbeda Merek

Ekonomi dan bisnis | 13 Juni 2023, 10:45 WIB
Indonesia Battery Corporation (IBC) meluncurkan Battery Asset Management Services atau BAMS di mana baterai, charging station, sistem tukar baterai hingga metode pembayaran memakai standar yang sama, bisa dipakai untuk semua merek motor listrik. (Sumber: gridoto.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) bekerjasama dengan sejumlah produsen motor listrik dan beberapa pihak lainnya, untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dengan standarisasi yang sama, termasuk baterai, charger dan kabinet tukar baterai (battery swap).

Program standarisasi itu disebut Battery Asset Management Services atau BAMS. 

Produsen motor listrik yang terlibat adalah Alva, Gesits, United E-Motor, Goda, Volta, Viar. Bengkel motor listrik tersertifikasi juga ikut serta dalam kerja sama itu, seperti Bintang Racing Team (BRT) dan Spora EV.

"Paling utama dari apa yang kita lakukan adalah standarisasi. Bisa terbayang kalau dari baterai, charger, kabinet swap-ing yang berbeda-beda, akan memberatkan konsumen, begitu juga produsen," kata Direktur Utama IBC, Toto Nugroho, dalam konferensi pers di kantor Kemenkomarves, Senin (12/6/2023).

Baca Juga: Motor Listrik Kurang Laku, Pemerintah akan Hapus Syarat Penerima Subsidi, Semua Bisa Dapat

“Oleh karena itu dengan bangga berdiri di hadapan bapak dan ibu hari ini kami luncurkan Battery Asset Management Services atau BAMS," ujarnya seperti dikutip dari gridoto.com

Ia menjelaskan, BAMS akan beroperasi seperti ATM Bersama. Jadi dari baterai, charging station, sistem tukar baterai hingga metode pembayaran memakai standar yang sama, bisa dipakai untuk semua merek.

"Sebuah platform ekosistem motor listrik yang dapat mengakomodir pengguna motor listrik beberapa merek, sekaligus pengguna motor konversi. Jadi ini kita akan lakukan bersama baik untuk motor listrik, maupun motor konversi.” ujarnya. 

Ia menambahkan, keberadaan BAMS akan membuat penggunaan motor listrik jadi lebih hemat.

Baca Juga: Grup Kalla Masuk Bisnis Motor Listrik, Jual 4 Tipe Mulai Rp17 Juta hingga Rp54 Juta

"Perbedaan ekosistem juga mengindikasikan kesulitan mengembangkan infrastruktur untuk charging dan swaping ke depan. Harus diingat bahwa sebesar 40 persen biaya motor listrik, ada di baterai. Jadi, kalau kita bisa melakukan kavling terhadap baterai motor listrik, tentu akan mengurangi biaya konsumen," tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari mengatakan, BAMS juga akan dilengkapi dengan teknologi mutakhir.

Salah satunya adalah teknologi yang mampu memantau tingkat kesehatan baterai motor listrik yang digunakan.

"Dengan menggunakan teknologi canggih, IBC akan memantau kesehatan baterai dan melakukan pemeliharaan preventif. Serta mengoptimalkan siklus pengisian untuk memperpanjang umur baterai," ujar Luhut seperti dikutip dari Antara

"Ini akan mengurangi biaya perawatan jangka panjang dan memberikan keandalan bagi pengguna kendaraan listrik," ujarnya.

Baca Juga: Viral Bocah Setop Bus di Tol Sawangan Minta "Om Telolet Om", Polres Depok Gelar Patroli

Turut hadir dalam acara itu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. 

Luhut menilai kehadiran BAMS akan berdampak pada tumbuhnya investasi dan rantai pasok kendaraan listrik.

"Dengan volume kendaraan listrik yang visible, investor akan melihat investasi di Indonesia adalah sesuatu yang menjanjikan. Investasi ini juga harus mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi kapitalis, terciptanya lapangan kerja, dan pemanfaatan bahan baku lokal," kata Luhut. 

Luhut menyebut BAMS juga akan mempercepat upaya Indonesia mewujudkan zero carbon di 2060. 

"Hari ini saya pikir menjadi istimewa. Ini adalah karya kolaborasi dari BUMN Indonesia bersama BUMN Tiongkok, sebagai bagian dari upaya Pemerintah dalam mendorong transisi energi menuju Net Zero Emission tahun 2060 atau lebih awal," ujarnya. 

Baca Juga: Resmi! Naik KRL, Kereta Jarak Jauh, hingga Pesawat Tak Perlu Pakai Masker

Ia berharap bahwa semua pihak yang terlibat dapat terus menjaga komitmen sebagai bagian dari platform ekosistem BAMS IBC untuk bersama-sama mengembangkan standardisasi industri kendaraan listrik roda dua berbasis baterai di Indonesia.

"Saya berharap nanti IBC dan PLN, serta yang terlibat di sini ada Gesits, Alva, Volta, United, Viar, BRT dan Spora EV, tetap berkomitmen menjadi bagian platform ekosistem BAMS IBC. Sekali lagi, saya ajak kalian yang muda-muda untuk teamwork bekerja, dan berani mengakui bahwa kita kurang, nggak perlu malu. Yang penting, kita perbaiki kekurangan itu dan lebih bagus dari orang lain," kata Luhut. 

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Gridoto.com, Antara


TERBARU