> >

Profil WIKA dan Waskita yang Tengah Jadi Sorotan, Bangun Bandara Soekarno Hatta hingga Kereta Cepat

Ekonomi dan bisnis | 7 Juni 2023, 13:40 WIB
Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah salah satu proyek yang digarap PT Wijaya Karya. WIKA dan Waskita disebut memoles laporan keuangannya agar terlihat bagus namun tak sesuai kondisi riilnya. (Sumber: Antara)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Perseroan Terbatas (PT) Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) adalah dua dari sejumlah perusahaan konstruksi yang dimiliki negara. Keduanya juga berstatus perusahaan publik karena sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

WIKA dan Waskita saat ini tengah disorot, karena diduga sudah memoles laporan keuangannya agar terlihat bagus, padahal kondisi perusahan sedang banyak utang dan arus kas tidak lancar.

Mengutip dari laman resminya, WIKA awalnya hanyalah perusahan yang berkecimpung di pekerjaan instalasi listrik dan pipa air ketika didirikan. Lalu pada tahun 1970-an, WIKA beralih menjadi perusahaan kontraktor sipil dan bangunan.

Melalui Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 27 Oktober 2007, WIKA melepas 28,46 persen sahamnya ke public. Sementara kepemilikan sisanya masih dipegang oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Saat ini, WIKA adalah perusahaan yang bergerak di bidang investasi serta engineering, procurement dan construction (EPC).

Dalam Visi 2030, kegiatan usaha WIKA difokuskan pada optimalisasi 5 (lima) lini usaha, yaitu:

Baca Juga: Laporan Keuangannya Diduga "Dipoles", WIKA Sebut Selalu Diaudit, OJK Siap Sanksi Kalau Terbukti

1. Investasi yang meliputi, Energi (Energi Terbarukan), Infrastruktur, dan Prasarana Air;

2. Realti & Properti, Pengembangan Real Estat & Properti dan Manajemen Properti;

3. Prasarana dan Bangunan, yang terdiri dari konstruksi sipil, konstruksi bangunan, dan konstruksi baja.

4. Proyek Energi & Industri, termasuk EPCC dan Energi Listrik, serta Proyek Energi Terbarukan;

5. Industri, sektor industri WIKA memproduksi Beton Pracetak, Industri Konstruksi, Kendaraan Bermotor Listrik, dan Produksi Aspal.

Portofolio WIKA di lini bisnis investasi saat ini meliputi jalan tol, rel kereta api, bandara, energi dan kelistrikan, serta pengolahan air. Di sekor infrastruktur, WIKA sudah mengerjakan 40 bendungan, 632 km jalan tol, 15 bandara, serta 32 pelabuhan.

Contoh proyek yang sudah dikerjakan WIKA adalah Tol Serang-Panimbang, Pelabuhan Patimban, Pelabuhan Kijing, Tol Cisumdawu, Jalan Trans Papua, Bendungan Jatigede, MRT Jakarta, dan LRT Jabodebek. WIKA juga terlibat dalam konsorsium pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Kemudian Bandara Kertajati, Jakarta International Stadium, Jakarta International Velorome, Bandara Ngurah Rai, Bandara Sepinggan, Revitalisasi Taman Ismail Marzuki, Sarinah, dan Wisma Atlet Kemayoran.

Baca Juga: Kejaksaan Agung Pastikan Ada Pegawai dan Perusahaan Swasta Terlibat Kasus Korupsi SCF Waskita Karya

Di lini bisnis energi dan industri, mencakup bisnis oil & gas, mekanik elektrikal EPC, processing gas plant, minyak mentah dan distribusi pipa gas, fasilitas industri dan fabrikasi baja.

Tentang Waskita

Sementara itu, Waskita didirikan pada tanggal 1 Januari 1961. Di laman profil perusahannya, Waskita disebut berasal dari sebuah perusahaan Belanda bernama "Volker Aannemings Maatschappij N.V.", yang diambil alih berdasarkan Keputusan Pemerintah No. 62/1961.

Waskita Karya pada awalnya berpartisipasi dalam pekerjaan proyek terkait air termasuk reklamasi, pengerukan, pelabuhan, dan irigasi. Lalu sejak 1973, status hukum Waskita Karya berubah menjadi "Persero" PT Waskita Karya.

Sejak saat itu perusahaan mulai mengembangkan bisnisnya sebagai kontraktor umum yang terlibat dalam berbagai kegiatan konstruksi yang lebih luas termasuk jalan raya, jembatan, bandara, pabrik pengolah limbah, pabrik semen, dan fasilitas industri lainnya.

Baca Juga: Ini Peran Mantan Komisaris Wika Beton di Kasus Suap Hakim MA

Pada tahun 1980, Waskita mulai mengerjakan berbagai proyek yang menggunakan teknologi maju. Pengalihan teknologi dilakukan melalui aliansi bisnis berupa joint operation dan joint venture dengan perusahaan asing terkemuka. Salah satu proyek awal Waskita adalah membangun Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.

Proyek lain yang digarap Waskita adalah Gedung BNI City, Gedung Kantor Bank Indonesia, Menara Graha Niaga, Menara Mandiri Plaza, Hotel Shangri- La dan beberapa apartemen bertingkat.

Waskita juga membangun jembatan beton bertulang panjang dengan menggunakan sistem balanced cantilever dan berhasil menyelesaikan tiga jembatan cantilever yaitu jembatan Rajamandala, Jembatan Rantau Berangin, dan Jembatan Barelang IV.

Waskita juga menggunakan teknologi serupa dalam pembangunan jalan layang Pasteur - Cikapayang - Surapati di Bandung, Jawa Barat. Emiten dengan kode WSKT di bursa ini juga membangun Bendungan Pondok, Grokgak, Tilong, Gapit, dan Sumi.

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Berbagai Sumber


TERBARU