Disalip Nigeria dan Pakistan, Indonesia Jadi Negara Berpenduduk Terbanyak ke-6 di Dunia Pada 2045
Ekonomi dan bisnis | 30 Mei 2023, 15:00 WIBBaca Juga: Per 1 Juni Kereta Akan Lebih Sering Melintas, Hati-hati Saat Lewat Perlintasan Sebidang
Namun, Indonesia juga mengalami kenaikan tingkat harapan hidup seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Menurut Suharso, bonus demografi yang sudah dinikmati Indonesia sejak awal abad ke-21 akan berakhir pada 2037 atau 2038 mendatang.
Dengan begitu, jumlah penduduk Indonesia mayoritas berusia tua atau tidak lagi produktif.
"Maka yang kita khawatirkan adalah, kalau istilah anak muda sekarang, tua sebelum kaya. Kalau tua sebelum kaya, akan menjadi beban untuk kita semua," ucapnya.
Oleh karena itu, pemerintah berupaya mengoptimalkan bonus demografi yang saat ini masih dinikmati Indonesia.
Baca Juga: Gibran dan Wali Kota Lainnya Diminta Paparkan Strategi Penuntasan Kemiskinan di Rakernas ke-3 PDIP
Suharso menegaskan, penduduk usia produktif berperan penting sebagai pelaku utama pembangunan dan pendorong pertumbuhan ekonomi.
"Maka kami menggunakan kata transformasi bukan reformasi, karena misinya negara menjadi menjadi maju dan berkelanjutan," katanya.
Ia memaparkan, ada 5 kebijakan yang perlu diterapkan pemerintah untuk melakukan transformasi guna mengantisipasi perubahan demografi yang terjadi.
Pertama, pemerintah perlu mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang.
Kedua, pemerintah perlu memastikan kesenjangan kualitas sumber daya manusia dapat tertutupi.
Baca Juga: Wow, Populasi Domba Selandia Baru 5 Kali Lipat Jumlah Penduduknya!
Ketiga, pemerintah perlu menunjang penambahan penduduk lansia di masa yang akan datang.
Keempat, pemerintah perlu mendorong perpindahan penduduk sehingga persebaran penduduk menjadi lebih merata.
Lalu yang kelima, pemerintah perlu menjaga keseimbangan pembangunan di desa dan kota.
Penulis : Dina Karina Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas.com