> >

Pengamat: Cawapres Harus Paham Ekonomi, kalau Tidak Menterinya Harus Setara Sri Mulyani

Ekonomi dan bisnis | 25 April 2023, 10:15 WIB
Direktur Celios Bhima Yudhistira dalam program Sapa Indonesia Pagi (25/4/2023). Ia menyebut sosok cawapres yang dipilih oleh para capres adalah yang paham dan berpengalaman di bidang ekonomi. (Sumber: Tangkapan Layar Kompas TV/Dina Karina)

Baca Juga: Ditanya soal Cawapres Ideal, Zulhas: Saya Punya Kedekatan Khusus dengan Erick Thohir

 "Jadi wapres latar belakang ekonominya harus kuat atau menteri-menterinya yang bagus, setara Sri Mulyani dan Erick Thohir," ucapnya. 

Oleh karena itu, Bhima tidam setuju jika ada yang menyebut wapres hanyalah pemain cadangan yang efekny tidak terlalu terasa. Karena presiden dan wapres harus berbagi tugas. 

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Joshua Pardede mengatakan, pelaku ekonomi tidak terkejut dengan pengumuman Ganjar Pranowo sebagai capres dari PDI-P. 

Pasalnya, Ganjar sebelumnya sudah digadang-gadang sebagai pengganti Jokowi. 

Menurut Joshua, pelaku pasar justru menunggu siapa cawapres yang akan mendampingi Ganjar. 

Baca Juga: LSI: Ada Upaya Jokowi Duetkan Ganjar dan Prabowo di Pilpres 2024

"Jokowi dan Ganjar itu punya latar belakang partai yang sama. Banyak yang melihatnya ini sebagai keberlanjutan saja," kata Joshua dalam program Sapa Indonesia Pagi, Senin (24/4/2023) 

"Yang lebih ditunggu siapa cawapresnya dan program kerjanya," ujarnya.

Ia menyatakan, dalam 4 pemilu terakhir trennya investasi asing cenderung melambat menjelang pilpres dan pileg. 

Namun setelah presiden terpilih diumumkan, investasi dan pasar modal akan kembali bangkit.

"Pelemahan investasi asing baik riil maupun pasar modal akan melambat sedikit. Sedangkan investasi domestik dampaknya tidak akan signifikan.

"Kita kan sudah 4 kali mengalami pemilu langsung dan aman-aman saja. Yang penting kondisi sosial, politik dan keamanan stabil," ujarnya. 

Baca Juga: BRIN Gelar Sidang Etik ASN yang Ancam Warga Muhammadiyah Besok

Ia menuturkan, pemilu dan kampanye justru menggerakkan ekonomi di Semester II tahun ini. 

 

Untuk sektor saham, memang akan ada yang terdampak tapi sifatnya temporer.

"Investor menantikan bukan hanya program kerja tapi juga keberlanjutan program dan reformasi kebijakan. Seperti UU Cipta Kerja, reformasi perpajakan, omnibus law sektor keuangan. Itu dinantikan bagaimana peraturan pelaksananya dibuat," kata Joshua. 

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU