> >

Pengamat: Cawapres Harus Paham Ekonomi, kalau Tidak Menterinya Harus Setara Sri Mulyani

Ekonomi dan bisnis | 25 April 2023, 10:15 WIB
Direktur Celios Bhima Yudhistira dalam program Sapa Indonesia Pagi (25/4/2023). Ia menyebut sosok cawapres yang dipilih oleh para capres adalah yang paham dan berpengalaman di bidang ekonomi. (Sumber: Tangkapan Layar Kompas TV/Dina Karina)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Hingga saat ini sudah ada 3 sosok bakal calon presiden yang diusung partai politik. Yaitu Anies Baswedan dari Nasdem dan PKS, Prabowo Subianto dari Gerindra, dan Ganjar Pranowo dari PDI-P. 

Publik pun menanti siapa bacawapres yang akan mendampingi mereka. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, sosok bacawapres yang ideal adalah yang mengerti bidang ekonomi. 

Sehingga ada pembagian tugas dengan presiden jika kelak terpilih. 

"Pembagian tugas ini sebenarnya sudah kita lihat sejak era SBY-JK. Saat itu JK menjalankan tugasnya dengan sangat baik, berdialog dengan pengusaja, investor. Begitu juga di periode pertama Jokowi- JK. Itu pembagian peranbya wapres ya begitu," kata Bhima dalam program Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Selasa (26/4/2023). 

Menurut Bhima, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo lebih banyak berkiprah sebagai kepala daerah dan politisi. Sehingga mereka harus memilih bacawapres yang tahu tantangan ekonomi dan investasi. 

Baca Juga: Tunda Balik Mudik, PNS Bisa WFH dan Perpanjang Cuti jika Masih Punya Jatah

Ia mencontohkan, di acara Hannover Messe kemarin Presiden Jokowi berbicara banyak soal ekonomi terbarukan dan investasi baterai listrik di depan investor seperti Volkswagen.

Menurutnya, seharusnya hal itu dilakukan oleh wapres. 

"Jadi presiden enggak overload, semua isu dipegang dari politik, hukum, keamanan dan ekonomi," ujar Bhima. 

Bhima menerangkan, tantangan ekonomi di 2024 adalah bagaimana pemerintah bisa menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya, di tengah tingginya PHK di sektor padat karya. 

Kemudian menjaga inflasi agar harga beras stabil, lalu masalah suku bunga tinggi, serta masalah kemiskinan dan ketimpangan. 

Baca Juga: Ketua DPP NasDem: Jangan Tawarkan Prabowo Jadi Cawapres Ganjar, Tidak Etis

"Mau dia (cawapres) birokrat, akademisi, pengusaha, ataupun profesional, yang penting itu kompetensinya dan komunikasinya luwes," ucap Bhima. 

Jika cawapres yang dipilih bukan berasal dari bidang ekonomi, maka presiden terpilih nanti harus memilih menteri-menteri di bidang ekonomi sosok yang strong man atau strong woman. 

"Kalau milih menteri keuangan, menteri BUMN yang tidak berpengalaman, dari politisi, lalu wapresnya juga bukan dari kalangan ekonomi, itu tugas presiden makin berat," tuturnya. 

Latar belakang dan kompetensi cawapres itu menjadi trust issue untuk pengusaha dan investor. 

Di tahun 2024 juga ada tantangan melanjutkan investasi infrastruktur, itu harus ada assurance atau kepastian jika proyek tersebut jalan dan menguntungkan. 

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU